Sabtu, 01 Januari 2011

mengapa KTI Ditolak

mengapa KTI Ditolak ?

  1. Mengapa KTI ditolak? Ada beberapa alasan mengapa karya tulis ilmiah guru dalam unsur pengembangan profesi guru ditolak berdasarkan hasil pengalaman tim penilaian angka kredit tingkat pusat diperoleh alasan-alasan itu antara lain : Umum • berupa skripsi/thesis/desertasi (sudah diniali dalam unsur pendidikan) • KTI diragukan keasliannya, bila salah satu bagian tulisan (atau hal lain) menunjukkan bahwa KTI itu merupakan skripsi, penelitian, atau karya orang lain, yang diubah dan digunakan sebagai karya ilmiahnya (seperti misalnya bentuk ketikan tidak sama, tempelan nama, dll) • Terdapat petunjuk adanya lokasi dan subjek yang tidak konsisten • Terdapat tanggal pembuatan yang tidak sesuai • Terdapat berbagai data yang tidak konsisten, tidak akurat • Terdapat kesamaan isi, format, gaya penulisan yang sangat mencolok dengan KTI yang lain • Penyusunan KTI yang berbentuk penelitian, pengembangan dan evaluasi diselesaikan/dihasilkan lebih dari 2 judul dalam setahun • KTI sudah kadaluarsa ( disusun sebelum PAK terakhir) • Pengesahan : • tidak ada pengesahan kepalasekolah/kepala madrasah guru yang bersangkutan bahwa KTI tersebut adalah benar karya tenaga pendidik yang bersangkutan • Pengesahan ada, tetapi bukan dari pejabat yang berwenang • KTI bukan dalam bidang pendidikan • penulisan makalah tidak jelas apakah laporan penelitian atau tulisan ilmiah yang merupakan tinjauan/ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri. • karya ilmiah yang disusun belum/tidak menggunakan format yang lazim dalam penulisan ilmiah • tulisan yang diajukan tidak memenuhi syarat sesuai dengan Kepmendikbud No : 025/0/1995 Penelitian • Penyusunan karya ilmiah belum menggunakan proses berpikir keilmuan (ada masalah, kajian teori, metodologi, data, analisis, kesimpulan, saran dan rekomendasi.) • masalah : • Yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi penulis. • Yang ditulis bukan kegiatan nyata penulis dalam
  2. peningkatan/pengembangan profesi • Kajian teori : • Tidak relevan dengan judul/permasalahan yang dikaji • Terlalu luas, belum mengarah pada hal-hal yang dipermasalahkan • Sangat sederhana, belum nampak wacana keilmuannya • Metode penelitian belum sesuai dengan dengan kaidah penulisan karya tulis ilmiah (tujuan khusus, tempat dan waktu, ruang lingkup penelitian, populasi, sampel penelitian, teknik sampling, metode pengumpulan dan pengolahan data dan analisis data) • Data yang disajikan kurang lengkap /tidak ada • instrumen tidak dilampirkan/tidak lengkap/tidak sesuai • Analisis data tidak sesuai dengan metode analisisi data yang dipilih dalam metode penelitian, atau permasalahan yang dirumuskan dalam latar belakang (pendahuluan) • Isi tulisan ilmiah pada bab selanjutnya tidak konsisten/tidak ada kesesuaian/tidak seimbang • Kesimpulan dan saran tidak sesuai dengan alur berfikir pada bab-bab sebelumnya • Rekomendasi belum menunjukan manfaat yang nyata bagi dunia pendidikan Tinjauan • Penyusunan karya ilmiah belum menggunakan proses berfikir keilmuan (ada masalah, kajian teori, fakta, ulasan/ tinjauan secara ilmiah yang merupakan gagasan penulis dan kesimpulan) • Masalah yang dikaji terlalui luas, tidak langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan profesi penulis • Kajian teori : o tidak relevan dengan judul/permasalan yang dikaji o terlalu luas, belum mengarah pada hal hal yang dipermasalahkan o sangat sedehana, belum nampak wacana keilmiuannya. • kajian fakta tidak/belum relevan dengan permasalahan yang dikaji • isi pembahasan karya ilmiah belum memuat gagasan penulis • tulisan ilmiah tidak konsisten/tidak ada kesesuaian/tidak seimbang. • kesimpulan tidak sesuai dengan alur pikir bab sebelumnya. Diktat • tidak sesuai dengan tugasnya • sistimatika penulisan tidak sesuai dengan pedoman penulisan yang berlaku Buku • belum mendapat pengesahan dari Disrjen Dikdasmen (taraf nasional) • belum mendapat pengesahan dari kepala dinas pendidikan di provinsi (taraf provinsi) Alat Peraga • Pada latar belakang belum dikemukakan permasalahan, manfaat alat peraga, langkah-langkah pembuatan, langkah-langkah penggunaan dan kesimpulan serta lampiran yang relevan ( foto/gambar dari alat peraga) Karya terjemahan • substansi di luar bidang pendidikan /tidak bermanfaat dalam pembelajaran/tidak utuh • belum ada keterangan dari kepala sekolah yang menjelaskan manfaat
  3. karya terjemahan tersebut • belum ada keterangan dari kepala sekolah yang menjelaskan karya tersebut adalah terjemahan guru yang bersangkutan PENUTUP Pengembangan profesi bagi tenaga pendidik merupakan suatu kewajiban, apabila tenaga pendidik tersebut telah menduduki pangkat jabatan IVa, diperlukan suatu kegiatan yang dilakukan secara terarah dan terpadu dan hal yang paling penting adalah menjiwai profesi yang digeluti selama ini. Daftar Pustaka Suharjono, Pengembangan Profesi Guru, Panduan Tehnik Penilaian KTI Guru, Depdiknas Kepmen, Penilaian Jabatan Fungsional Guru, Jakarta Suharsimi Arikunto, PTK, Rineka Cipta Yogyakarta (2006) Sumber : http://www.lpmpjabar.go.id Ditulis dalam PTK | Tag: guru, karya tulis, penelitian tindakan, PTK

Menilai KTI pada kegiatan Pengembangan Propesi Guru 6 Menilai pada Kegiatan Pengembangan Propesi Guru 7

Menilai KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Guru 6 Menilai KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Guru 7
A
3. Kriteria KTI yang dapat dinilai
Contoh KTI yang berjudul
Membangun karakter bangsa melalui kegiatan ekstra kurikuler.
KARYA TULIS ILMIAH ini sama sekali tidak memaparkan hal spesifik yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di sekolah atau kelasnya. Sehingga meskipun KARYA TULIS ILMIAH berada dalam bidang pendidikan, dan tidak ada yang salah dari apa yang dituliskan, tetapi bagaimana dapat diketahui bahwa KARYA TULIS ILMIAH tersebut adalah karya guru yang bersangkutan.
KARYA TULIS ILMIAH yang berjudul
Peranan perpustakaan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, juga sangat sering dibuat oleh guru.
KARYA TULIS ILMIAH di atas tidak menjelaskan permasalahan spesifik yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab guru. Jadi, meskipun KARYA TULIS ILMIAH berada dalam bidang pendidikan tetapkKARYA TULIS ILMIAH dapat dinilai apabila telah memenuhi kriteria dan persyaratan yang ditetapkan.
Di samping memakai berbagai kriteria penulisan Karya Tulis Ilmiah yang umum dipergunakan, terdapat beberapa kriteria dan persyaratan yang khusus yang digunakan untuk menilai KARYA TULIS ILMIAH dalam pengembangan profesi guru (untuk itu lihat peraturan dan pedoman yang telah dikeluarkan oleh Diknas, yang berkaitan dengan hal ini)
KARYA TULIS ILMIAH dalam kegiatan pengembangan profesi juga harus memenuhi kriteria “ P I K,” yang artinya adalah
�� A sli, penelitian harus merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur. Syarat utama karya ilmiah adalah kejujuran.
KARYA TULIS ILMIAH yang tidak “asli “ dapat terlihat antara lain melalui,
(a) apa manfaat KARYA TULIS ILMIAH tersebut dalam upaya peningkatan profesi guru?,
(b) bagaimana dapat diketahui bahwa KARYA TULIS ILMIAH tersebut adalah karya guru yang bersangkutan?
�� terdapat bagian-bagian tulisan, atau petunjuk lain yang menunjukkan bahwa KARYA TULIS ILMIAH itu dirubah di sana-sini dan digunakan sebagai KARYA TULIS ILMIAH nya (seperti misalnya: bentuk ketikan yang tidak sama, tempelan nama, terdapat petunjuk adanya lokasi dan subyek yang tidak konsisten, terdapat tanggal pembuatan yang tidak sesuai, terdapat berbagai data yang tidak konsisten, tidak akurat
�� waktu pelaksanaan pembuatan KARYA TULIS ILMIAH yang kurang masuk akal (misalnya pembuatan KARYA TULIS ILMIAH yang terlalu banyak dalam kurun waktu tertentu)
�� adanya kesamaan yang sangat mencolok pada isi, format, gaya penulisan dengan KARYA TULIS ILMIAH yang lain, baik yang dibuat oleh guru yang bersangkutan atau dengan KARYA TULIS ILMIAH lain dari daerah tertentu (umumnya dengan sampul yang sama, kata pengantar yang sama, teori yang sama, daftar pustaka yang sama, yang berbeda hanya pada subyek mata pelajaran, dan data yang tampak sekedarnya)

Kamis, 30 Desember 2010

Proposal S2

USULAN PENELITIAN S2
APLIKASI BIBLIOGRAFI PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS TEKNOLOGI WEB SOCIAL NETWORKING
SUHENDRAPURNAWIJAYA
NPM:11106645
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMUKOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2010

HALAMAN PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN S2
APLIKASI BIBLIOGRAFI PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS TEKNOLOGI WEB SOCIAL NETWORKING
Diusulkan oleh
Suhendra Purna Wijaya
Telah disetujui
Pada tanggal__________2010
Pembimbing
Dr. techn. Ahmad Ashari

1. Latar Belakang dan Permasalahan
Tren website saat ini sudah mengalami pergeseran yang sangat signifikan, dimulai dari era Web 1.0 di mana sebuah situs web hanya menampilkan tampilan informasi yang bersifat statis atau yang sering disebut read-only website. Selanjutnya masuklah ke era Web 2.0 di mana sebuah situs web selain dapat menampilkan informasi juga menyediakan fitur yang membuat para pengunjung atau user dapat ikut serta berkontribusi konten di dalamnya secara aktif, yang sering disebut juga sebagai read-write web, user generated content (UCG).
Seiring dengan perkembangan Web 2.0 yang salah satu implementasinya adalah dalam bentuk situs jejaring sosial (social networking sites), telah mengubah tatanan dan cara manusia dalam menjalani kehidupan virtual-nya di Internet. Hal ini bisa dilihat dengan begitu menjamurnya penggunaan Facebook, Twitter, YouTube, Fupei, MySpace, Flicker dan sebagainya. Seluruh anggota situs jejaring sosial tersebut dapat terlibat secara aktif dalam mengirimkan status, tulisan, diskusi, berkomentar, memberikan peringkat (ranking), chatting, meng-upload foto dan video. Sehingga seluruh informasi dapat tersebar dengan sangat cepat dan meluas hanya dalam beberapa saat. Selain itu dengan memanfaatkan kekuatan jejaring, maka saat setiap anggota akan dengan mudah mendapatkan umpan balik (feedback) atas segala sesuatu yang dikirimkannya di situs jejaring sosial tersebut.
Pada intinya situs jejaring sosial memungkinkan setiap orang bisa saling berbagi data dan informasi dengan sangat mudah dan cepat, sehingga memudahkan setiap orang untuk saling memberikan pendapat dan berdiskusi terhadap data dan informasi yang dibagi tersebut. Hal ini tentu saja akan sangat mudah tercipta bila ada satu kesamaan minat antaranggota situs jejaring sosial tersebut yang kemudian terbentuknya apa yang dinamakan komunitas atau group.
Dalam dunia ilmiah dan akademik, hampir seluruh hasil dari pengetahuan dan riset yang dihasilkan dituliskan dalam berbagai bentuk publikasi, seperti buku, tulisan ilmiah (paper) ke dalam jurnal dan prosiding, artikel, majalah, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah dan lain sebagainya. Seluruh publikasi tersebut biasanya akan sangat mudah ditemukan di dalam perpustakaan baik di perguruan tinggi maupun pribadi. Saat ini perpustakaan sudah tidak lagi hanya berbentuk ruangan dengan setumpuk koleksi publikasi, namun juga telah berwujud dalam bentukd i a n s y a hdigital, yang sering disebut perpustaka

 A r an digital (digital library). Akan tetapi salah satu hal yang masih tetap konvensional dilakukan di dalam perpustakaan adalah masih terpusatnya penyebaran informasi publikasi yang hanya mengandalkan operator pengentri data. Selain itu, daftar koleksi publikasi yang disebarkan yang sering disebut sebagai katalog, hanya bersifat informasi biasa untuk keperluan pencarian bagi para anggota perpustakaan saja (Nurkamid, 2009). Idealnya, dengan memanfaatkan teknologi jejaring sosial yang ada saat ini, perpustakaan sebagai pusat publikasi pengetahuan dapat lebih dinamis dan hidup seperti halnya kerumunan yang tercipta di situs jejaring sosial yang populer saat ini seperti Facebook, YouTube, Flickr, dan sebagainya. Dengan karakteristik teknologi Web 2.0 yang di usung oleh situs jejaring sosial, seharusnya model komputasi pada digital library sudah mulai berubah dari sentralistik kepada terdistribusi. Artinya kekayaan konten digital library sangat mengandalkan peran aktif para anggotanya yang tidak hanya berupa pengentrian data bibliografi perpustakaan, bahkan bisa lebih dari itu seperti membuat kelompok-kelompok minat keilmuwan tertentu, berdiskusi, berkouminikasi, brainstorming, mendeteksi terjadinya pelanggaran karya ilmiah hingga bisa menyediakan tempat berkumpulnya para stakeholder di bidang publikasi seperti penulis, penerbit, reviewer, editor dan calon pembaca potensial.
Di tempat tertentu misalnya Afrika, konsep user generated content di perpustakaan masih sebatas kolaborasi antara staf akademik dan mahasiswanya dalam mengumpulkan koleksi digital-nya dalam suatu repository khusus (Pienaar dan Smith, 2007). Selain itu walaupun saat ini sudah terdapat situs jejaring sosial yang memfokuskan pada pengkoleksian buku antaranggotanya seperti LibraryThing (Maness, 2006), Shelfari dan GoodReads, namun situs-situs tersebut masih memiliki keterbatasan koleksi ilmiah lainnya seperti jurnal, majalah ilmiah, prosiding, tesis, dan disertasi.
Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba menghadirkan sebuah bentuk implementasi dan aplikasi untuk penyebaran publikasi-publikasi ilmiah atau bibliografi perpustakaan digital yang akan memanfaatkan teknologi situs jejaring sosial sebagai platformnya.

2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Terwujudnya optimalisasi fungsi situs jejaring sosial dalam menunjang tersebar luasnya informasi koleksi publikasi di perpustakaan.
b. Terbentuknya kelompok-kelompok minat keilmuwan yang dapat saling bertukar informasi satu sama lain, melakukan collaborative sharing dan peer-review terhadap koleksi informasi bibliografi digital library yang ada.
c. Membantu terciptanya hubungan yang lebih erat antaranggota situs perpustakaan digital dan juga antar-stakeholder.
3. Tinjauan Pustaka
Hui-fang (2009) menyebutkan bahwa perpustakaan digital sebagai sumber daya informasi paling tidak memiliki karakteristik dan fitur, yaitu antara lain: (1) Media penyimpanan dokumen-dokumen digital yang secara fisik semakin mengecil, namun secara kuantitas data yang disimpan semakin membesar, (2) Penyebarannya yang semakin luas, (3) Tanpa perlu melakukan penyalinan dokumen, karena setiap pembaca dapat membaca dokumen yang sama secara bersamaan, (4) Disokong oleh perangkat dan piranti tambahan seperti jalur komunikasi jaringan, menara/antena penangkap frekuensi jaringan, CD-ROM dan lain sebagainya, (5) Memfasilitasi information retrieval untuk memudahkan para pembaca dalam mencari data atau pun dokumen digital seperti judul buku, pengarang, kata kunci pencarian dan lain-lain.
Informasi dan dokumen yang telah terkumpul dan berbentuk digital tersebut akan disebarluaskan kepada para anggota/masyarakat dengan cara sebagai berikut (Saleh, 2005): (1) jika perpustakaan digital tersebut disimpan pada server lokal (client-server), maka akses terhadap dokumen tersebut dapat dilakukan di perpustakaan setempat, (2) jika perpustakaan digital tersebut disimpan di server web, maka pemakai dapat melakukan akses ke dokumen tersebut melalui jaringan Internet baik dari rumah, kantor maupun dari tempat-tempat penyewaan Internet, (3) jika perpustakaan digital tersebut disimpan di dalam bentuk CD-ROM, maka pemakai dapat memiliki CD-ROM hasil produksi perpustakaan baik dengan cara membeli maupun diperoleh secara gratis.
Teknologi Web 2.0 saat ini telah memungkinkan terjadinya model yang terdistribusi dalam hal pengembangan konten digital library, seperti entri data buku,

jurnal, paper, tesis, dan disertasi yang tidak lagi menjadi tugas utama para operator, melainkan bisa didelegasikan kepada para pengguna/anggota yang memiliki koleksi. Sehingga siapa pun dapat ikut berkontribusi dalam penambahan koleksi digital library tersebut. Hal ini menjadi salah satu bentuk arsitektur partisipasi yang dicetuskan oleh Thomas (2006), selain itu juga para anggota dapat berdiskusi, saling mengomentari, melakukan review, ranking terhadap koleksi dan kualitas publikasi digital yang ada. Salah satu komponen penting dalam situs jejaring sosial adalah adanya bookmarking dan tagging, yang dalam implementasinya dapat membantu mengukur tingkat pertumbuhan partisipasi anggota dalam komunitas jejaring sosial terhadap bibliografi yang dibaca (Farooq, et al, 2007).
Teknologi Web 2.0 telah menjadi salah satu driver berkembangnya sistem komputasi terdistribusi (distributed computing) yang bila dikaitkan dengan digital library akan membentuk suatu konsep electronic science (e-Science) Fox et al. (2007). Penelitian mendalam mengenai digital library research community telah dilakukan oleh Liu et al (2008), yang menghasilkan data berupa jumlah artikel, penulis lokal dan internasional setiap tahun, kemudian jumlah paper yang dihasilkan setiap penulis, jumlah jejaring domain antarnegara yang saling terhubung, distribusi jumlah penulis berdasarkan setiap negara, daftar pengarang yang memiliki lebih dari atau sama dengan delapan buah publikasi, distribusi jumlah penulis dalam setiap tulisannya. Kesimpulan penelitian ini menyebutkan bahwa nilai manfaat dari suatu kolaborasi akan tetap berfungsi paling tidak sebagai pendukung dalam hal penentuan program komite konferensi ilmiah. Selain itu model jejaring yang dihasilkan oleh aplikasi PageRank dan AuthorRank dapat digunakan sebagai cara alternatif untuk dapat mengevaluasi dampak dari riset yang dipublikasikan, sehingga selanjutnya dapat menentukan topik-topik riset dan konferensi ilmiah lainnya yang lebih berkualitas dan bergengsi (Liu et al, 2008).
4. Landasan Teori
Digital Library atau sering disebut perpustakaan digital atau juga perpustakaan elektronik sebenarnya sudah tidak asing lagi di abad informasi sekarang ini. Menurut Borgman (1999), Digital Library adalah layanan (service), arsitektur, kumpulan sumber informasi, basis data yang terdiri dari teks, angka, grafik, suara, video dan
lain sebagainya, juga seperangkat alat (tools) yang memiliki kemampuan untuk melakukan pencarian, menampilkan hasil pencarian (retrieve) dan penggunaan sumber informasi yang tersedia. Digital Library memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan perpustakaan biasa antara lain (Rahman, 2005):
a. Menghemat Ruangan
b. Multiple Access
c. Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
d. Koleksi dapat berbentuk multimedia
e. Biaya lebih murah
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion: yang berarti buku dan Graphien: yang berarti menulis. Maka kata Bibliografi secara harfiah berarti penulisan buku. Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu rujukan tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang berlaku. Dengan demikian tujuan bibliografi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan. Lebih lengkap lagi menurut Department of Library Science and Information Science of the University of Latvia, bibliografi merupakan himpunan/kompilasi dari publikasi yang dapat berupa buku, audio-visual yang diatur sedemikian rupa seperti nama penulis (pengarang), judul, tanggal dan tempat publikasi, penerbit, edisi, jumlah halaman. Beberapa item yang termasuk dalam bibliografi adalah buku, jurnal, surat kabar, kaset audio, kaset video, peta dan lain-lain.
Web 2.0 lebih memfokuskan pada antarmuka aplikasi yang bersifat read-write dan nilai (value) yang diperoleh berasal dari kontribusi user dalam jumlah yang besar (Stephens, 2009). Web 2.0 memudahkan para penggunanya untuk berpartisipasi dan memperoleh nilai manfaat terbesar dari para komunitas yang telah memberikan kontribusi berupa konten. Metadata, informasi, dan rancangan konten yang dihasilkan oleh user akan semakin memperkaya environment komunitas, karena nilai (value) manfaatnya dihasilkan oleh jumlah user yang aktif berkontribusi. Teknologi Web 2.0 juga menekankan adanya interaksi, komunitas, dan keterbukaan antaranggotanya.
Situs jejaring sosial (social networking) merupakan sebuah situs yang menyediakan suatu wadah tempat berkumpulnya komunitas virtual yang anggotanya memiliki kesamaan dalam suatu subyek tertentu. Di dalam situs jejaring sosial ini, setiap anggota dapat membuat profil pribadi sendiri secara online yang bisa terdiri dari data-data biografi, gambar/foto, mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap suatu tema yang dibahas, memberi penilaian/rating atas posting tema yang dikirim anggota lainnya. Dalam situs ini pula para anggota dapat saling berkomunikasi satu sama lain, bisa melalui suara, chat, instant message, video conference dan blog (PC Magazine, 2009). Secara khusus pula fitur di dalamnya menyediakan cara bagi para anggotanya untuk bisa saling membentuk simpul jaringan tersendiri/grup. Situs jejaring sosial tumbuh berkembang seiring juga dengan perkembangan teknologi Web 2.0 yang mengedepankan interaktifitas dan dinamisasi konten yang berbasis pengguna (user generated content).
Sejarah perkembangan situs jejaring sosial dimulai pada tahun 1997 yaitu SixDegrees.com, kemudian dilanjutkan dalam kurun waktu hingga 2001 mulai bermunculan situs-situs AsianAavenue, BlackPlanet dan MiGente, LiveJournal, Cyworld, LunarStorm (Boyd & Ellison, 2007). Hingga saat ini beberapa situs jejaring sosial yang populer saat ini seperti Facebook (www.facebook.com), Friendster (www.friendster.com), MySpace (www.myspace.com), Shelfari (www.shelfari.com) dan lain sebagainya. Khusus Facebook tercatat penggunanya telah mencapai 300 juta orang (Facebook, 2009).

Sejarah munculnya situs jejaring sosial (Boyd & Ellison, 2007)
5. Metode/Cara Penelitian
1. Studi dan Pendalaman Pustaka
Mempelajari berbagai referensi yang berkaitan dengan digital library dan social networking. Dilanjutkan dengan melakukan pengamatan dan analisa dari tiga aplikasi yang mewakili situs jejaring sosial yaitu LibraryThings, GoodReads dan Shelfari.
2. Analisa kebutuhan sistem
Analisa dilakukan terhadap kebutuhan sistem yang akan dikembangkan, yang diperoleh dari aturan-aturan bisnis yang ada pada konsep situs jejaring sosial serta manajemen publikasi ilmiah berupa buku, jurnal dan artikel ilmiah.
3. Perancangan Sistem
Pada tahap perancangan dilakukan dengan cara membuat perancangan sistem yang meliputi DFD, ERD, skema tabel, mapping tabel, dan flowchart.

4. Desain Sistem
Tahap ini yang akan dilakukan adalah merancang antarmuka sistem, dan arsitektur sistem.
5. Pembuatan Sistem (Coding)
Pada tahap ini dilakukan pembuatan dan pengembangan sistem ke dalam bentuk aplikasi yang berbasis web dengan dibantu beberapa teknologi pengembangan seperti PHP, MySQL, dan Apache.
4. Pengujian
Pengujian hasil pembuatan sistem dilakukan secara langsung kepada para calon pengguna mulai dari dosen dan mahasiswa, dan masyarakat umum.
6. Jadwal Penelitian
No
Pekerjaan
Bulan
Ket.
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Pendalaman pustaka
2
Analisa kebutuhan sistem
3
Analisa perancangan sistem
3
Desain sistem
4
Pembuatan program (coding)
5
Ujicoba sistem
6
Penyusunan laporan tesis
7
Ujian tesis

DAFTAR PUSTAKA
Borgman, C.L., 1999, What are Digital Libraries? Competing Visions, Jurnal Information Processing and Management, 35, 227-243.
Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2007). Social Network Sites: Definition, History, and Sscholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13 (1), article 11. http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html.
Facebook, Facebook Statistics, www.facebook.com/press/info.php?statistics, 2009, diakses 12/11/2009.
Farooq, U., Song, Y., dan Giles, C.L., 2007, Social Bookmarking for Scholarly Digital Libraries, IEEE Internet Computing, 11, 6, 29-35.
Fox, G.C., Pierce, M.E., Mustacoglu, A.F., dan Topcu, A.E., 2007, Web 2.0 for E-Science Environments, Prosiding 3rd International Conference on Semantics, Knowledge and Grid, hlm. 1-6.
Hui-fang, Q., 2009, Construction of University Digital Library Resources under the Network Environment, IEEE Computer Society Proceedings of International Conference on Networking and Digital Society, hlm. 12-15.
Liu, X., Bollen, J., Nelson, M.L, dan de Sompel, H.V., 2008, Co-Authorship Networks in the Digital Library Research Community, Prepinted submitted paper to Elsevier Science.
Maness, J.M., 2006, Library 2.0 Theory: Web 2.0 and Its Implications for Libraries, Webology Journal, 3, 2, http://www.webology.ir/2006/v3n2/a25.html.
Nurkamid, M., 2009, Aplikasi Bibliografi Perpustakaan Berbasis Teknologi Web Semantik (Studi Kasus di Perpustakaan S2 Ilmu Komputer), Tesis, Program Magister Ilmu Komputer Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
PC Magazine, 2009. Social Networking Site, http://www.pcmag.com/encyclopedia_term/0,2542,t=social+networking+site&i=55316,00.asp, 2009, diakses 12 Nopember 2009.
Pienaar, H., dan Smith, I., 2007, Development of a Library 2.0 Service Model for an African Library, Prosiding World Library and Information Congress: 73rd IFLA General Conference and Council, hlm. 1-6.
Saleh, A.R., 2005, Perpustakaan Digital: Tantangan dan Prospek Pengembangannya Bagi Perpustakaan, Makalah Seminar Nasional Ikatan

Pustakawan Indonesia, Pengurus Daerah Jawa Barat, Bandung, 30 Agustus 2005.
Stephens, R.T., 2009, Empirical Analysis of Functional Web 2.0 Environments, Editor: Lytras, M.D., et al, Web 2.0 The Business Model, Springer, New York, USA.
Thomas, S., 2006, Web 2.0, Library 2.0 and the Future for Library Systems, http://digital.library.adelaide.edu.au/dspace/bitstream/2440/14789/1/Web2.0.pdf, diakses 17 Januari 2010.
Zhu, M., Liu, W., Hu, W., dan Fang, Z., 2009, Social Network Analysis in IT Company, Prosiding IEEE Comp. Soc. International International Conference on E-Learning, E-Business, Enterprise Information Systems and E-Government, 305-307.

Penelitian Terhadap Kebenaran Pemanasan Global

Penelitian Terhadap Kebenaran Pemanasan Global
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum, neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula.
Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif.
Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia.
Untuk itu, Karya Tulis yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran mengenai masalah pemanasan Global ini dengan berdasarkan studi literature dari berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten. Pembahasan dan penjelasan yang dilakukan pun akan ditinjau dari sudut pandang pihak yang pro dan pihak yang kontra. Dalam Karya Tulis ini pun akan menyajikan fakta-fakta yang memperkuat keberadaan masalah pemanasan Global ini.

B. Identifikasi Masalah
Timbulnya masalah pemanasan Global yang merupakan masalah lingkungan ini, telah menimbulkan berbagai macam pertanyaan dalam hubungannya dengan sebab, keberadaan dan efek atau dampak yang diakibatkan dari pemanasan Global tersebut. Pertanyaan-pertanyaan seputar masalah pemanasan Global ini dapat diuraikan seperti dalam beberapa point berikut:
1. Apakah pemanasan Global selalu memberi dampak buruk?
2. Apakah pemanasan Global akan meningkatkan frekuensi terjadinya badai?
3. Apakah penyebab terbesar dari terjadinya Global Warming adalah emisi manusia dari “efek rumah kaca” (“green house effect”)?
4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yang ekstrim?
5. Apakah emisi karbon dioksida yang berasal dari pembakaran fosil merupakan penyebab terbesar dari perubahan cuaca?
6. Apakah ada keuntungan potensial yang dapat diakibatkan dari peningkatan temperatur?

Pemanasan Global ini mengakibatkan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Tanpa adanya pemanasan Global, tidak akan ada kehidupan di dunia, karena suhu di bumi yang rendah dan manusia tidak akan bisa hidup dalam kondisi suhu yang rendah. Pemanasan Global telah meningkatkan suhu bumi sampai suhu rata-ratanya mencapai 60 Fahrenheit. Namun, pemanasan Global menjadi permasalahan dan yang masih menjadi perdebatan ketika konsentrasi gas efek rumah kaca dalam atmosfir mengalami peningkatan. Akankah kondisi peningkatan konsentrasi gas ini menjadi permasalahan yang harus mendapat perhatian lebih?

C. Perumusan Masalah
Dimulai dari jaman revolusi industri, konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer telah meningkat hampir sebesar 30 %, konsentrasi gas metan meningkat hampir dua kali lipat, dan konsentrasi NO2 berkurang sekitar 15 %. Peningkatan gas-gas ini menyebabkan kemampuan atmosfer untuk menahan panas menjadi lebih besar. Sulfat aerosol, yaitu polutan udara yang umum ditemui, mendinginkan atmosfer dengan merefleksikan kembali radiasi cahaya dari matahari ke luar angkasa. Tetapi senyawa sulfat ini mempunyai siklus umur yang pendek di atmosfer.
Mengapa konsentrasi gas efek rumah kaca dapat meningkat? Para ilmuwan berasumsi bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil dan beberapa aktifitas manusia yang memicu dan menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Respirasi dari tanaman dan proses dekomposisi bahan organic melepaskan karbon diokasida sepuluh kali lebih banyak dari yang mampu dihasilkan oleh aktifitas manusia, tetapi selama berabad-abad pelepasan karbon diokasida ini diimbangi dengan penyerapan karbon dioksida oleh vegetasi terestial dan laut.
Yang menyebabkan keseimbangan ini terganggu adalah adanya pelepasan tambahan yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Bahan bakar fosil dibakar sebagai sumber energi untuk menggerakan hampir seluruh peralatan manusia. Meningkatnya kegiatan agricultural, penggundulan hutan, dibukanya area kosong sebagai tempat pembuangan, produksi industri, dan pertambangan juga meningkatkan emisi dengan bagian yang cukup signifikan.
Untuk meramalkan tingkat emisi yang akan terjadi di masa depan merupakan suatu tugas yang sulit, karena hal itu bergantung kepada keadaan demografi, ekonomi, teknolofi, peraturan dan perkembangan institusi. Beberapa peramalan telah dilakukan, dan hasilnya memproyeksikan bahwa pada tahun 2100, konsentrasi karbon dioksida akan meningkat sebesar 30% hingga 150% dari jumlah sekarang.



D. Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah pemanasan Global ini telah terjadi? dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda Tanya bagi manusia. Karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global yang akan dialami oleh manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di sekitarnya. Jika pemanasan Global ini terjadi maka efek yang ditimbulkan bukan hanya di alami oleh manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air atau dan sebagainya. Oleh karena itu melalui penelitian ini diharapkan agar manusia dapat lebih mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan Global seperti mengadakan kegiatan rumah kaca, pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian pemanasan Global ini adalah :
• Untuk mengetahui secara jelas apakah itu pemanasan Global ?
• Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemanasan Global
• Untuk mengetahui dampak secara umum yang akan dialami oleh manusia sendiri maupun makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.
• Untuk mengetahui efek yang akan dialami apabila terjadi perubahan iklim akibat dari pemanasan Global
• Untuk dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk dapat mencegah lebih lanjut pemanasan Global tersebut.


Bab II
Kerangka Teori
A. Pengertian
Sebagai permulaan Karya Tulis ini dan untuk memudahkan pengertian dan persamaan persepsi dalam identifikasi teori dan pembahasan selanjutnya. Berikut akan diuraikan mengenai pengertian berbagai terminology yang digunakan.
1. Pengertian Global Warming atau Pemanasan Global
Global Warming secara harfiah diterjemahkan sebagai pemanasan Global. Terjadinya pemanasan Global di bumi dimulai dari kenyataan bahwa energi panas yang dipancarkan berasal dari matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan iklim serta panas pada permukaan bumi secara Global.
2. Pengertian Green House Effect atau Efek Rumah Kaca
Kondisi yang menyerupai akibat yang ditimbulkan dalam rumah kaca terjadi pula dalam bumi ini, yaitu terperangkapnya energi dalam permukaan bumi oleh konsentrasi gas-gas dalam lapisan atmosfir. Pada kenyataannya, pemanasan Global merupakan peningkatan suhu bumi secara bertahap sebagai akibat dari peningkatan konsentrasi gas efek rumah kaca dalam lapisan luar atmosfir. Dan ketika bumi meradiasikan kembali energi yang diterimanya ke luar angkasa, sebagian dari energi matahari yang masuk ke bumi, terperangkap dalam permukaan bumi akibat terhalang oleh gas-gas dalam atmosfir seperti uap air dan karbon dioksida.
3. Pengertian Perubahan Cuaca
Peningkatan konsentrasi gas pada lapisan atmosfir telah mempercepat perubahan rata-rata cuaca. Sejak abad 19 yang lalu sampai dengan abad 20, temperatur permukaan bumi telah mengalami peningkatan 0.5 – 1.0 F. Dan perkiraan peningkatan suhu permukaan bumi rata-rata menurut para ahli akan mencapai 1-4.5 F atau 0.6-2.5 C dalam 50 tahun mendatang tergantung pada wilayah di bumi.Pembuktiannya terlihat dalam perubahan kondisi nyata yang terjadi dengan mancairnya salju pada Northern Hampshire dan menurunnya es apung pada Samudra Arktik.
Secara Global, permukaan laut telah mengalami kenaikan lebih dari 4-8 inchi pada abad lalu. Penguapan yang terjadi pada dunia telah meningkat sekitar 1% dan frekuensi terjadinya hujan pun telah meningkat.
Gas-gas ditimbulkan dari berbagai macam kegiatan manusia, seperti kegiatan dalam perindustrian dan pembakaran, akan terkonsentrasi dalam atmosfir dan akan menyebabkan terperangkapnya energi matahari yang masuk ke dalam bumi. Energi yang tidak teradiasi ini sama kondisi dengan yang terjadi pada rumah kaca, sehingga energi tersebut akan tetap tersimpan dalam permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan Global pada permukaan bumi.
B. Penelitian yang Relevan
Untuk menyusun Karya Tulis ini, penulis mengambil referensi dari penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak yang memang memiliki keahlian yang relevan, terutama dalam topik ini adalah para pemerhati dan peneliti lingkungan. Berbagai penelitian telah dilakukan secara internasional, karena memang masalah ini menyangkut manusia secara keseluruhan, jadi tidak terbatas oleh negara dan ras.
Sebagai pemicu untuk memulai penelitian, ada beberapa pertanyaan yang harus dicari jawabannya dalam penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini adalah pertanyaan kunci yang melandasi penelitian tersebut:
• Apa itu pemanasan Global?
• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global benar-benar terjadi? Dan seberapa besar tingkat kepercayaan dan keakuratan dari bukti-bukti tersebut?
• Apa efek-efek yang dibawa oleh pemanasan Global?
• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global kemungkinan disebabkan oleh gas-gas efek rumah kaca?
• Apa yang dapat dan harus dilakukan berkenaan dengan pemanasan Global, apabila hal ini memang terjadi dan disebabkan oleh polutan-polutan di uadara dan emisi?
• Dan apabila pemanasan Global tidak terjadi, apakah ada alasan lain untuk mengendalikan emisi polutan yang terjadi pada atmosfer bumi?

Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti di seluruh dunia akan dijelaskan di bawah ini:
1. Pada tanggal 26/04/2002, Para ilmuwan menyatakan temperatur Global selama 3 bulan pertama di tahun 2002 telah mengalami peningkatan, dan lebih tinggi dari temperatur yang pernah dicapai buni dalam 1000 tahun terakhir. Penelitian ini dimotori oleh Dr. Geoff Jenkins, direktur UK government’s Hadley Centre yang khusus meneliti dan memprediksikan perubahan iklim dunia.
2. Pada tanggal 24/12/1999, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, James Baker, sekretaris dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration, bersamaa dengan Peter Ewins, ketua dari British Meteorological Office, memperingatkan bahwa iklim dunia berubah dengan cepat, dan manusia harus segera menindaki perubahan ini dengan mencoba untuk mengurangi emisi karbon dioksida ke udara.
3. Pada tanggal 01/03/1999, American Geophysical Union, suatu badan keilmuan internasional yang membawahi sekitar tiga puluh lima ribu ilmuwan yang mengkhususkan diri pada penelitian tentang Bumi dan planet-planet mengeluarkan pernyatan yang berani mengenai perubahan iklim dan hubungannya dengan gas-gas efek rumah kaca. Pernyataan ini dikeluarkan setelah mengadakan serangkaian penelitian mengenai pemanasan Global.
4. Pada tanggal 17/01/2002, didapatkan data dari statelit dari hasil penelitian yang dilakukan oleh NASA di Langley Research Centre, yang membantah pernyataan Richard Lindzen, seorang skeptis, yang menyatakan bahwa pengurangan jumlah awan di daerah tropis akan menyebabkan pendinginan terhadap bumi dan mengatasi pemanasan Global yang mungkin terjadi. Hasil penelitian NASA menunjukkan bahwa awan-awan ini akan memperkuat efek rumah kaca, dan memicu terjadinya pemanasan Global.
5. Pada tanggal 18/12/2001, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Organisasi Meteorologi Dunia memperingatkan bahwa temperatur Global mengalami peningkatan tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan waktu-waktu lalu.


D. Hipotesis

• Pemanasan Global memang benar-benar ada.
• Pemanasan Global telah lama terjadi.
• Pemanasan Global terjadi karena gas-gas yang dihasilkan seperti Co2,No2, dan lain-lain.
• Adanya gas-gas seperti Co2 dan No2 menyebabkan radiasi sinar matahari yang sampai ke bumi terperangkap karena efek rumah kaca.
• Adanya pemanasan Global menyebabkan suhu di permukaan bumi semakin lama semakin meningkat.
• Dari penelitian yang telah dilakukan sejumlah ilmuwan, pemanasan Global membawa dampak negatif bagi bumi.

Duku, Primadona yang Kaya Manfaat

Buah duku (Lansium Domesticum Corr) berasal dari tanaman berkayu yang hidup menahun. Pohonnya diperkirakan asli dari Indonesia. Literatur lain mengatakan duku berasal dari Asia Tenggara bagian barat, dari semenanjung Thailand di sebelah barat sampai Kalimantan di sebelah timur. Kini buah duku hampir tersebar luas di seluruh wilayah Asia dan menjadi salah satu primadona buah tropis.
Di Indonesia, sentra buah duku tersebar luas di wilayah Sumatera dan Jawa. Jenis yang banyak dibudidayakan adalah varietas Komering, Metesih, Condet dan Kalikajar. Buah duku dapat tumbuh subur di daerah beriklim basah dengan curah hujan tinggi. Tanaman ini termasuk jenis pohon buah musiman yang hanya berbuah setahun sekali. Biasanya bunga akan bermunculan di awal musim hujan (September-Oktober). Enam bulan kemudian buah terlihat bergelantungan di ranting dahan dan siap dipanen pada bulan Februari-Maret. Buah duku mentah berwarna hijau, bergetah dan citarasanya sangat asam.
Seiring matangnya buah, kulit akan berubah kekuningan dan daging buah akan berasa manis. Sebagian besar buah duku hanya dimakan segar sebagai buah meja. Padahal kalau kita mau sedikit berkreasi, duku dapat dijadikan beragam sajian lezat dan nikmat, seperti untuk isi puding, campuran fruit cocktail atau sebagai bahan baku selai.
Dari Selai Hingga Puding Cantik
Untuk selai, siapkan 1.500 gr daging buah duku yang sudah diblender halus, 600 gr gula pasir, 100 ml air, 5 gr gelatin, 30 ml air jeruk lemon dan ½ sdt vanila essens. Semua bahan dicampur jadi satu, panaskan hingga tekstur mengental dan warna kekuningan. Selagi panas simpan di dalam botol kaca, tutup rapat, kini kamu mempunyai selai duku yang lezat dan siap digunakan kapan saja.
Variasi lain yang dapat dibuat adalah puding buah. Caranya buah duku dapat diblender kemudian dicampur dengan adonan agar-agar atau dibiarkan utuh untuk isi puding. Teksturnya kenyal dengan citarasa manis, segar dan sedikit asam menjadikan puding terasa lebih istimewa dan cantik tampilanya.
Sumber Mineral dan Zat Besi
Dilihat dari komposisi zat gizinya, buah duku tidak terlalu mengecewakan. Setiap 100 gr buah duku terkandung kalori 70 kal, protein 1,0 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 13 g, mineral 0,7 g, kalsium 18 mg, fosfor 9 mg dan zat besi 0,9 mg.
Untuk kandungan kalori, mineral dan zat besi duku setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis. Kandungan lain yang bermanfaat adalah dietary fiber atau serat. Salah satu zat yang bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan, mencegah kanker kolon dan membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab kanker.
Selain daging buah yang segar menyehatkan, bagian kulit buah dan bijinya juga bermanfaat untuk bahan baku obat anti diare dan menurunkan demam. Kulit kayunya juga sering digunakan orang untuk mengobati gigitan serangga berbisa dan obat disentri. Sebagian orang juga percaya, benalu pohon duku dapat menghambat dan membasmi sel-sel kanker. Sungguh tanaman yang istimewa bukan!***

" Buang Angin " Bagus untuk Kesehatan

’’Buang Angin’’ Bagus untuk Kesehatan

11 April 2009 2.082 views One Comment
Buang angin, atau yang biasa kita sebut kentut (maaf, red) memang merupakan hal yang lazim dialami setiap makhluk hidup. Angin yang mengandung karbondioksisa (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S) ini berasal dari gas dalam usus. Gas dalam usus berasal dari udara yang kita telan, yang menerobos ke usus dari darah, gas dari reaksi kimia & gas dari bakteri dalam perut.
Gas kentut berbeda dengan sendawa. Sendawa  muncul dari perut, dan mengandung udara lebih banyak, sedangkan kentut mengandung gas yang diproduksi oleh bakteri lebih banyak.
Gas kentut bisa disebabkan oleh udara yang tertelan, makan terburu-buru, makan tanpa dikunyah, minum soft drink, naik pesawat udara (karena tekanan udara lebih rendah, sehingga gas di dalam usus mengalami ekspansi dan muncul sebagai kentut) dan lainnya.
Gas tersebut harus dikeluarkan dari tubuh, agar terjadi keseimbangan suhu tubuh kita. Bagi yang suka menahan buang angin, gas kentut akan bermigrasi ke bagian atas menuju usus dan pada gilirannya akan keluar juga. Tetapi biasanya, ini akan mengalami perut kembung dan ada perasaan yang kurang enak. Makanya, setiap orang selesai buang angin, mereka selalu merasa lega, dan perasaan ringan dalam menjalani aktivitasnya.
Kenapa kentut berbau busuk?  Bau kentut disebabkan karena kandungan hidrogen sulfida dan merkaptan. Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan anda,  makin banyak sulfida dan  merkaptan diproduksi oleh bakteri dalam perut, dan semakin bau kentut yang keluar dari tubuh kita.
Menurut penelitian para ahli, anjing dan kucing memiliki kentut yang berbau busuk. Dikarenakan anjing dan kucing adalah karnivora (pemakan daging).  Daging kaya akan protein.  Protein mengandung banyak sulfur, jadi bau kentut binatang ini lebih busuk.  Lain dengan herbivora seperti sapi, kuda, gajah, yang memproduksi kentut lebih banyak, lebih lama, lebih keras bunyinya, tapi relatif tidak berbau.
Bagaimana dengan manusia? Manusia adalah omnivora (pemakan daging dan tumbuhan). Yang di setiap makanan kita dapat terkandung sulfur (belerang) sehingga kemungkinan besar kita dapat menghasilkan kentut yang busuk. Karena itu, banyak yang berpendapat bahwa kentut merupakan pencemaran udara, selain polusi dari kendaraan bermotor.
Di samping kita harus mengeluarkan gas beracun ini dari tubuh kita, kita juga sebaik nya mengetahui situasi dan kondisi saat hendak mengeluarkan gas tersebut. Misalnya, meninggalkan perkumpulan saat ingin buang angin, agar tidak menganggu kenyamanan orang yang berada di sekitar kita, atau membiasakan buang angin di kamar mandi (toilet)

KAIDAH DASAR MEMBANGUN RUMAH TAHAN GEMPA PADA KONSTRUKSI BANGUNAN RUMAH TEMBOK ½ Bata

Peneliti Madya Bidang Perumahan dan Permukiman

Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia setelah sandang dan pangan. Sebagaimana pangan yang memiliki kaidah-kaidah kelayakan pangan yang meliputi empat sehat lima sempurna, begitu juga dengan papan atau rumah memiliki kaidah-kaidah layak huni, agar bangunan memiliki kehandalan, bangunan tersebut harus memenuhi; keselamatan, kesehatan, kenyamanan, serta kemudahan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Bangunan Gedung N0. 28/2002.
Keselamatan bangunan meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, yang meliputi beban sendiri dan beban yang ditimbulkan oleh fenomena alam seperti angin dan gempa, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.
Persyaratan kesehatan meliputi sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung. Sistem penghawaan meliputi pengaturan ventilasi dan pencahayaan alami atau buatan dimana setiap ruangan harus terjadi pergantian udara dan mendapatkan pencahayaan yang cukup.
Persyaratan kenyamanan meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan. Kenyamanan ruang gerak ditentukan oleh dimensi dan tata letak ruang.
Persyaratan kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung. Kemudahan meliputi tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat dan lanjut usia.
Teknologi konstruksi bangunan rumah tinggal menurut Kepmen Kimpraswil No. 403/2002 meliputi konstuksi pasangan dengan rangka beton bertulang, konstruksi ½ tembok, dan kontsruksi kayu panggung maupun tidak panggung. Selain itu juga dikenal konstruksi rumah bambu dan konstruksi baja untuk rumah tinggal.
Bahwa sebagian besar perumahan diperkotaan maupun perdesaan saat ini telah bergeser pada bangunan tembok. Susenas 2000 menunjukkan sebanyak 86,03% perumahan perkotaan dan 71,28% perumahan perdesaan di Yogya menggunakan bangunan tembok. Tingginya animo masyarakat terhadap rumah tembok ini, maka diperlukan informasi khusus yang menyangkut kaidah-kaidah membangunan rumah tembok yang tahan gempa, mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki resiko gempa yang sangat tinggi.
Prinsip dasar bangunan tahan gempa adalah setiap komponen-komponen bangunan harus terikat dengan kuat satu dengan yang lainnya, ikatan tersebut mulai dari pondasi dengan sloof, sloof dengan kolom praktis, kolom praktis dengan ring balok, dan ring balok dengan rangka kuda-kuda. Demikian juga pada bagian pengisi bahwa dinding pasangan bata/bataco harus terikat dengan rangka kolom praktis, kusen pintu dan jendela harus terikat dengan dinding. Selain konstruksi yang benar faktor kualitas bahan juga harus mendukung, karena pemilihan bahan yang kurang baik, akan mengurangi kekuatan bangunan, terutama pada ikatan-ikatan. Banyak bangunan yang roboh bukan karena konstruksi akan tetapi kualitas bahan bangunannya yang sangat rendah.
Saat ini, di Jawa Barat jumlah banguna rumah tinggal dengan pasangan bata sangat tinggi, hal ini dipengaruhi oleh pergeseran persepsi, yang dikaitkan dengan status sosial, dimana bangunan tembok dianggap lebih baik. Namun disamping itu keterbatasan bahan kayu juga semangkin mendorong masyarakat membangunan rumah berbasisi tembok, khususnya di Jawa Barat, karena sulitnya mencari kayu yang berkualitas harga rumah kayu menjadi sangat mahal dibandingkan rumah tembok.