Kamis, 30 Desember 2010

Proposal S2

USULAN PENELITIAN S2
APLIKASI BIBLIOGRAFI PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS TEKNOLOGI WEB SOCIAL NETWORKING
SUHENDRAPURNAWIJAYA
NPM:11106645
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMUKOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2010

HALAMAN PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN S2
APLIKASI BIBLIOGRAFI PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS TEKNOLOGI WEB SOCIAL NETWORKING
Diusulkan oleh
Suhendra Purna Wijaya
Telah disetujui
Pada tanggal__________2010
Pembimbing
Dr. techn. Ahmad Ashari

1. Latar Belakang dan Permasalahan
Tren website saat ini sudah mengalami pergeseran yang sangat signifikan, dimulai dari era Web 1.0 di mana sebuah situs web hanya menampilkan tampilan informasi yang bersifat statis atau yang sering disebut read-only website. Selanjutnya masuklah ke era Web 2.0 di mana sebuah situs web selain dapat menampilkan informasi juga menyediakan fitur yang membuat para pengunjung atau user dapat ikut serta berkontribusi konten di dalamnya secara aktif, yang sering disebut juga sebagai read-write web, user generated content (UCG).
Seiring dengan perkembangan Web 2.0 yang salah satu implementasinya adalah dalam bentuk situs jejaring sosial (social networking sites), telah mengubah tatanan dan cara manusia dalam menjalani kehidupan virtual-nya di Internet. Hal ini bisa dilihat dengan begitu menjamurnya penggunaan Facebook, Twitter, YouTube, Fupei, MySpace, Flicker dan sebagainya. Seluruh anggota situs jejaring sosial tersebut dapat terlibat secara aktif dalam mengirimkan status, tulisan, diskusi, berkomentar, memberikan peringkat (ranking), chatting, meng-upload foto dan video. Sehingga seluruh informasi dapat tersebar dengan sangat cepat dan meluas hanya dalam beberapa saat. Selain itu dengan memanfaatkan kekuatan jejaring, maka saat setiap anggota akan dengan mudah mendapatkan umpan balik (feedback) atas segala sesuatu yang dikirimkannya di situs jejaring sosial tersebut.
Pada intinya situs jejaring sosial memungkinkan setiap orang bisa saling berbagi data dan informasi dengan sangat mudah dan cepat, sehingga memudahkan setiap orang untuk saling memberikan pendapat dan berdiskusi terhadap data dan informasi yang dibagi tersebut. Hal ini tentu saja akan sangat mudah tercipta bila ada satu kesamaan minat antaranggota situs jejaring sosial tersebut yang kemudian terbentuknya apa yang dinamakan komunitas atau group.
Dalam dunia ilmiah dan akademik, hampir seluruh hasil dari pengetahuan dan riset yang dihasilkan dituliskan dalam berbagai bentuk publikasi, seperti buku, tulisan ilmiah (paper) ke dalam jurnal dan prosiding, artikel, majalah, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah dan lain sebagainya. Seluruh publikasi tersebut biasanya akan sangat mudah ditemukan di dalam perpustakaan baik di perguruan tinggi maupun pribadi. Saat ini perpustakaan sudah tidak lagi hanya berbentuk ruangan dengan setumpuk koleksi publikasi, namun juga telah berwujud dalam bentukd i a n s y a hdigital, yang sering disebut perpustaka

 A r an digital (digital library). Akan tetapi salah satu hal yang masih tetap konvensional dilakukan di dalam perpustakaan adalah masih terpusatnya penyebaran informasi publikasi yang hanya mengandalkan operator pengentri data. Selain itu, daftar koleksi publikasi yang disebarkan yang sering disebut sebagai katalog, hanya bersifat informasi biasa untuk keperluan pencarian bagi para anggota perpustakaan saja (Nurkamid, 2009). Idealnya, dengan memanfaatkan teknologi jejaring sosial yang ada saat ini, perpustakaan sebagai pusat publikasi pengetahuan dapat lebih dinamis dan hidup seperti halnya kerumunan yang tercipta di situs jejaring sosial yang populer saat ini seperti Facebook, YouTube, Flickr, dan sebagainya. Dengan karakteristik teknologi Web 2.0 yang di usung oleh situs jejaring sosial, seharusnya model komputasi pada digital library sudah mulai berubah dari sentralistik kepada terdistribusi. Artinya kekayaan konten digital library sangat mengandalkan peran aktif para anggotanya yang tidak hanya berupa pengentrian data bibliografi perpustakaan, bahkan bisa lebih dari itu seperti membuat kelompok-kelompok minat keilmuwan tertentu, berdiskusi, berkouminikasi, brainstorming, mendeteksi terjadinya pelanggaran karya ilmiah hingga bisa menyediakan tempat berkumpulnya para stakeholder di bidang publikasi seperti penulis, penerbit, reviewer, editor dan calon pembaca potensial.
Di tempat tertentu misalnya Afrika, konsep user generated content di perpustakaan masih sebatas kolaborasi antara staf akademik dan mahasiswanya dalam mengumpulkan koleksi digital-nya dalam suatu repository khusus (Pienaar dan Smith, 2007). Selain itu walaupun saat ini sudah terdapat situs jejaring sosial yang memfokuskan pada pengkoleksian buku antaranggotanya seperti LibraryThing (Maness, 2006), Shelfari dan GoodReads, namun situs-situs tersebut masih memiliki keterbatasan koleksi ilmiah lainnya seperti jurnal, majalah ilmiah, prosiding, tesis, dan disertasi.
Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba menghadirkan sebuah bentuk implementasi dan aplikasi untuk penyebaran publikasi-publikasi ilmiah atau bibliografi perpustakaan digital yang akan memanfaatkan teknologi situs jejaring sosial sebagai platformnya.

2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Terwujudnya optimalisasi fungsi situs jejaring sosial dalam menunjang tersebar luasnya informasi koleksi publikasi di perpustakaan.
b. Terbentuknya kelompok-kelompok minat keilmuwan yang dapat saling bertukar informasi satu sama lain, melakukan collaborative sharing dan peer-review terhadap koleksi informasi bibliografi digital library yang ada.
c. Membantu terciptanya hubungan yang lebih erat antaranggota situs perpustakaan digital dan juga antar-stakeholder.
3. Tinjauan Pustaka
Hui-fang (2009) menyebutkan bahwa perpustakaan digital sebagai sumber daya informasi paling tidak memiliki karakteristik dan fitur, yaitu antara lain: (1) Media penyimpanan dokumen-dokumen digital yang secara fisik semakin mengecil, namun secara kuantitas data yang disimpan semakin membesar, (2) Penyebarannya yang semakin luas, (3) Tanpa perlu melakukan penyalinan dokumen, karena setiap pembaca dapat membaca dokumen yang sama secara bersamaan, (4) Disokong oleh perangkat dan piranti tambahan seperti jalur komunikasi jaringan, menara/antena penangkap frekuensi jaringan, CD-ROM dan lain sebagainya, (5) Memfasilitasi information retrieval untuk memudahkan para pembaca dalam mencari data atau pun dokumen digital seperti judul buku, pengarang, kata kunci pencarian dan lain-lain.
Informasi dan dokumen yang telah terkumpul dan berbentuk digital tersebut akan disebarluaskan kepada para anggota/masyarakat dengan cara sebagai berikut (Saleh, 2005): (1) jika perpustakaan digital tersebut disimpan pada server lokal (client-server), maka akses terhadap dokumen tersebut dapat dilakukan di perpustakaan setempat, (2) jika perpustakaan digital tersebut disimpan di server web, maka pemakai dapat melakukan akses ke dokumen tersebut melalui jaringan Internet baik dari rumah, kantor maupun dari tempat-tempat penyewaan Internet, (3) jika perpustakaan digital tersebut disimpan di dalam bentuk CD-ROM, maka pemakai dapat memiliki CD-ROM hasil produksi perpustakaan baik dengan cara membeli maupun diperoleh secara gratis.
Teknologi Web 2.0 saat ini telah memungkinkan terjadinya model yang terdistribusi dalam hal pengembangan konten digital library, seperti entri data buku,

jurnal, paper, tesis, dan disertasi yang tidak lagi menjadi tugas utama para operator, melainkan bisa didelegasikan kepada para pengguna/anggota yang memiliki koleksi. Sehingga siapa pun dapat ikut berkontribusi dalam penambahan koleksi digital library tersebut. Hal ini menjadi salah satu bentuk arsitektur partisipasi yang dicetuskan oleh Thomas (2006), selain itu juga para anggota dapat berdiskusi, saling mengomentari, melakukan review, ranking terhadap koleksi dan kualitas publikasi digital yang ada. Salah satu komponen penting dalam situs jejaring sosial adalah adanya bookmarking dan tagging, yang dalam implementasinya dapat membantu mengukur tingkat pertumbuhan partisipasi anggota dalam komunitas jejaring sosial terhadap bibliografi yang dibaca (Farooq, et al, 2007).
Teknologi Web 2.0 telah menjadi salah satu driver berkembangnya sistem komputasi terdistribusi (distributed computing) yang bila dikaitkan dengan digital library akan membentuk suatu konsep electronic science (e-Science) Fox et al. (2007). Penelitian mendalam mengenai digital library research community telah dilakukan oleh Liu et al (2008), yang menghasilkan data berupa jumlah artikel, penulis lokal dan internasional setiap tahun, kemudian jumlah paper yang dihasilkan setiap penulis, jumlah jejaring domain antarnegara yang saling terhubung, distribusi jumlah penulis berdasarkan setiap negara, daftar pengarang yang memiliki lebih dari atau sama dengan delapan buah publikasi, distribusi jumlah penulis dalam setiap tulisannya. Kesimpulan penelitian ini menyebutkan bahwa nilai manfaat dari suatu kolaborasi akan tetap berfungsi paling tidak sebagai pendukung dalam hal penentuan program komite konferensi ilmiah. Selain itu model jejaring yang dihasilkan oleh aplikasi PageRank dan AuthorRank dapat digunakan sebagai cara alternatif untuk dapat mengevaluasi dampak dari riset yang dipublikasikan, sehingga selanjutnya dapat menentukan topik-topik riset dan konferensi ilmiah lainnya yang lebih berkualitas dan bergengsi (Liu et al, 2008).
4. Landasan Teori
Digital Library atau sering disebut perpustakaan digital atau juga perpustakaan elektronik sebenarnya sudah tidak asing lagi di abad informasi sekarang ini. Menurut Borgman (1999), Digital Library adalah layanan (service), arsitektur, kumpulan sumber informasi, basis data yang terdiri dari teks, angka, grafik, suara, video dan
lain sebagainya, juga seperangkat alat (tools) yang memiliki kemampuan untuk melakukan pencarian, menampilkan hasil pencarian (retrieve) dan penggunaan sumber informasi yang tersedia. Digital Library memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan perpustakaan biasa antara lain (Rahman, 2005):
a. Menghemat Ruangan
b. Multiple Access
c. Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
d. Koleksi dapat berbentuk multimedia
e. Biaya lebih murah
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion: yang berarti buku dan Graphien: yang berarti menulis. Maka kata Bibliografi secara harfiah berarti penulisan buku. Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu rujukan tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang berlaku. Dengan demikian tujuan bibliografi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan. Lebih lengkap lagi menurut Department of Library Science and Information Science of the University of Latvia, bibliografi merupakan himpunan/kompilasi dari publikasi yang dapat berupa buku, audio-visual yang diatur sedemikian rupa seperti nama penulis (pengarang), judul, tanggal dan tempat publikasi, penerbit, edisi, jumlah halaman. Beberapa item yang termasuk dalam bibliografi adalah buku, jurnal, surat kabar, kaset audio, kaset video, peta dan lain-lain.
Web 2.0 lebih memfokuskan pada antarmuka aplikasi yang bersifat read-write dan nilai (value) yang diperoleh berasal dari kontribusi user dalam jumlah yang besar (Stephens, 2009). Web 2.0 memudahkan para penggunanya untuk berpartisipasi dan memperoleh nilai manfaat terbesar dari para komunitas yang telah memberikan kontribusi berupa konten. Metadata, informasi, dan rancangan konten yang dihasilkan oleh user akan semakin memperkaya environment komunitas, karena nilai (value) manfaatnya dihasilkan oleh jumlah user yang aktif berkontribusi. Teknologi Web 2.0 juga menekankan adanya interaksi, komunitas, dan keterbukaan antaranggotanya.
Situs jejaring sosial (social networking) merupakan sebuah situs yang menyediakan suatu wadah tempat berkumpulnya komunitas virtual yang anggotanya memiliki kesamaan dalam suatu subyek tertentu. Di dalam situs jejaring sosial ini, setiap anggota dapat membuat profil pribadi sendiri secara online yang bisa terdiri dari data-data biografi, gambar/foto, mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap suatu tema yang dibahas, memberi penilaian/rating atas posting tema yang dikirim anggota lainnya. Dalam situs ini pula para anggota dapat saling berkomunikasi satu sama lain, bisa melalui suara, chat, instant message, video conference dan blog (PC Magazine, 2009). Secara khusus pula fitur di dalamnya menyediakan cara bagi para anggotanya untuk bisa saling membentuk simpul jaringan tersendiri/grup. Situs jejaring sosial tumbuh berkembang seiring juga dengan perkembangan teknologi Web 2.0 yang mengedepankan interaktifitas dan dinamisasi konten yang berbasis pengguna (user generated content).
Sejarah perkembangan situs jejaring sosial dimulai pada tahun 1997 yaitu SixDegrees.com, kemudian dilanjutkan dalam kurun waktu hingga 2001 mulai bermunculan situs-situs AsianAavenue, BlackPlanet dan MiGente, LiveJournal, Cyworld, LunarStorm (Boyd & Ellison, 2007). Hingga saat ini beberapa situs jejaring sosial yang populer saat ini seperti Facebook (www.facebook.com), Friendster (www.friendster.com), MySpace (www.myspace.com), Shelfari (www.shelfari.com) dan lain sebagainya. Khusus Facebook tercatat penggunanya telah mencapai 300 juta orang (Facebook, 2009).

Sejarah munculnya situs jejaring sosial (Boyd & Ellison, 2007)
5. Metode/Cara Penelitian
1. Studi dan Pendalaman Pustaka
Mempelajari berbagai referensi yang berkaitan dengan digital library dan social networking. Dilanjutkan dengan melakukan pengamatan dan analisa dari tiga aplikasi yang mewakili situs jejaring sosial yaitu LibraryThings, GoodReads dan Shelfari.
2. Analisa kebutuhan sistem
Analisa dilakukan terhadap kebutuhan sistem yang akan dikembangkan, yang diperoleh dari aturan-aturan bisnis yang ada pada konsep situs jejaring sosial serta manajemen publikasi ilmiah berupa buku, jurnal dan artikel ilmiah.
3. Perancangan Sistem
Pada tahap perancangan dilakukan dengan cara membuat perancangan sistem yang meliputi DFD, ERD, skema tabel, mapping tabel, dan flowchart.

4. Desain Sistem
Tahap ini yang akan dilakukan adalah merancang antarmuka sistem, dan arsitektur sistem.
5. Pembuatan Sistem (Coding)
Pada tahap ini dilakukan pembuatan dan pengembangan sistem ke dalam bentuk aplikasi yang berbasis web dengan dibantu beberapa teknologi pengembangan seperti PHP, MySQL, dan Apache.
4. Pengujian
Pengujian hasil pembuatan sistem dilakukan secara langsung kepada para calon pengguna mulai dari dosen dan mahasiswa, dan masyarakat umum.
6. Jadwal Penelitian
No
Pekerjaan
Bulan
Ket.
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Pendalaman pustaka
2
Analisa kebutuhan sistem
3
Analisa perancangan sistem
3
Desain sistem
4
Pembuatan program (coding)
5
Ujicoba sistem
6
Penyusunan laporan tesis
7
Ujian tesis

DAFTAR PUSTAKA
Borgman, C.L., 1999, What are Digital Libraries? Competing Visions, Jurnal Information Processing and Management, 35, 227-243.
Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2007). Social Network Sites: Definition, History, and Sscholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13 (1), article 11. http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html.
Facebook, Facebook Statistics, www.facebook.com/press/info.php?statistics, 2009, diakses 12/11/2009.
Farooq, U., Song, Y., dan Giles, C.L., 2007, Social Bookmarking for Scholarly Digital Libraries, IEEE Internet Computing, 11, 6, 29-35.
Fox, G.C., Pierce, M.E., Mustacoglu, A.F., dan Topcu, A.E., 2007, Web 2.0 for E-Science Environments, Prosiding 3rd International Conference on Semantics, Knowledge and Grid, hlm. 1-6.
Hui-fang, Q., 2009, Construction of University Digital Library Resources under the Network Environment, IEEE Computer Society Proceedings of International Conference on Networking and Digital Society, hlm. 12-15.
Liu, X., Bollen, J., Nelson, M.L, dan de Sompel, H.V., 2008, Co-Authorship Networks in the Digital Library Research Community, Prepinted submitted paper to Elsevier Science.
Maness, J.M., 2006, Library 2.0 Theory: Web 2.0 and Its Implications for Libraries, Webology Journal, 3, 2, http://www.webology.ir/2006/v3n2/a25.html.
Nurkamid, M., 2009, Aplikasi Bibliografi Perpustakaan Berbasis Teknologi Web Semantik (Studi Kasus di Perpustakaan S2 Ilmu Komputer), Tesis, Program Magister Ilmu Komputer Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
PC Magazine, 2009. Social Networking Site, http://www.pcmag.com/encyclopedia_term/0,2542,t=social+networking+site&i=55316,00.asp, 2009, diakses 12 Nopember 2009.
Pienaar, H., dan Smith, I., 2007, Development of a Library 2.0 Service Model for an African Library, Prosiding World Library and Information Congress: 73rd IFLA General Conference and Council, hlm. 1-6.
Saleh, A.R., 2005, Perpustakaan Digital: Tantangan dan Prospek Pengembangannya Bagi Perpustakaan, Makalah Seminar Nasional Ikatan

Pustakawan Indonesia, Pengurus Daerah Jawa Barat, Bandung, 30 Agustus 2005.
Stephens, R.T., 2009, Empirical Analysis of Functional Web 2.0 Environments, Editor: Lytras, M.D., et al, Web 2.0 The Business Model, Springer, New York, USA.
Thomas, S., 2006, Web 2.0, Library 2.0 and the Future for Library Systems, http://digital.library.adelaide.edu.au/dspace/bitstream/2440/14789/1/Web2.0.pdf, diakses 17 Januari 2010.
Zhu, M., Liu, W., Hu, W., dan Fang, Z., 2009, Social Network Analysis in IT Company, Prosiding IEEE Comp. Soc. International International Conference on E-Learning, E-Business, Enterprise Information Systems and E-Government, 305-307.

Penelitian Terhadap Kebenaran Pemanasan Global

Penelitian Terhadap Kebenaran Pemanasan Global
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum, neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula.
Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif.
Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia.
Untuk itu, Karya Tulis yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran mengenai masalah pemanasan Global ini dengan berdasarkan studi literature dari berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten. Pembahasan dan penjelasan yang dilakukan pun akan ditinjau dari sudut pandang pihak yang pro dan pihak yang kontra. Dalam Karya Tulis ini pun akan menyajikan fakta-fakta yang memperkuat keberadaan masalah pemanasan Global ini.

B. Identifikasi Masalah
Timbulnya masalah pemanasan Global yang merupakan masalah lingkungan ini, telah menimbulkan berbagai macam pertanyaan dalam hubungannya dengan sebab, keberadaan dan efek atau dampak yang diakibatkan dari pemanasan Global tersebut. Pertanyaan-pertanyaan seputar masalah pemanasan Global ini dapat diuraikan seperti dalam beberapa point berikut:
1. Apakah pemanasan Global selalu memberi dampak buruk?
2. Apakah pemanasan Global akan meningkatkan frekuensi terjadinya badai?
3. Apakah penyebab terbesar dari terjadinya Global Warming adalah emisi manusia dari “efek rumah kaca” (“green house effect”)?
4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yang ekstrim?
5. Apakah emisi karbon dioksida yang berasal dari pembakaran fosil merupakan penyebab terbesar dari perubahan cuaca?
6. Apakah ada keuntungan potensial yang dapat diakibatkan dari peningkatan temperatur?

Pemanasan Global ini mengakibatkan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Tanpa adanya pemanasan Global, tidak akan ada kehidupan di dunia, karena suhu di bumi yang rendah dan manusia tidak akan bisa hidup dalam kondisi suhu yang rendah. Pemanasan Global telah meningkatkan suhu bumi sampai suhu rata-ratanya mencapai 60 Fahrenheit. Namun, pemanasan Global menjadi permasalahan dan yang masih menjadi perdebatan ketika konsentrasi gas efek rumah kaca dalam atmosfir mengalami peningkatan. Akankah kondisi peningkatan konsentrasi gas ini menjadi permasalahan yang harus mendapat perhatian lebih?

C. Perumusan Masalah
Dimulai dari jaman revolusi industri, konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer telah meningkat hampir sebesar 30 %, konsentrasi gas metan meningkat hampir dua kali lipat, dan konsentrasi NO2 berkurang sekitar 15 %. Peningkatan gas-gas ini menyebabkan kemampuan atmosfer untuk menahan panas menjadi lebih besar. Sulfat aerosol, yaitu polutan udara yang umum ditemui, mendinginkan atmosfer dengan merefleksikan kembali radiasi cahaya dari matahari ke luar angkasa. Tetapi senyawa sulfat ini mempunyai siklus umur yang pendek di atmosfer.
Mengapa konsentrasi gas efek rumah kaca dapat meningkat? Para ilmuwan berasumsi bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil dan beberapa aktifitas manusia yang memicu dan menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Respirasi dari tanaman dan proses dekomposisi bahan organic melepaskan karbon diokasida sepuluh kali lebih banyak dari yang mampu dihasilkan oleh aktifitas manusia, tetapi selama berabad-abad pelepasan karbon diokasida ini diimbangi dengan penyerapan karbon dioksida oleh vegetasi terestial dan laut.
Yang menyebabkan keseimbangan ini terganggu adalah adanya pelepasan tambahan yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Bahan bakar fosil dibakar sebagai sumber energi untuk menggerakan hampir seluruh peralatan manusia. Meningkatnya kegiatan agricultural, penggundulan hutan, dibukanya area kosong sebagai tempat pembuangan, produksi industri, dan pertambangan juga meningkatkan emisi dengan bagian yang cukup signifikan.
Untuk meramalkan tingkat emisi yang akan terjadi di masa depan merupakan suatu tugas yang sulit, karena hal itu bergantung kepada keadaan demografi, ekonomi, teknolofi, peraturan dan perkembangan institusi. Beberapa peramalan telah dilakukan, dan hasilnya memproyeksikan bahwa pada tahun 2100, konsentrasi karbon dioksida akan meningkat sebesar 30% hingga 150% dari jumlah sekarang.



D. Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah pemanasan Global ini telah terjadi? dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda Tanya bagi manusia. Karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global yang akan dialami oleh manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di sekitarnya. Jika pemanasan Global ini terjadi maka efek yang ditimbulkan bukan hanya di alami oleh manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air atau dan sebagainya. Oleh karena itu melalui penelitian ini diharapkan agar manusia dapat lebih mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan Global seperti mengadakan kegiatan rumah kaca, pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian pemanasan Global ini adalah :
• Untuk mengetahui secara jelas apakah itu pemanasan Global ?
• Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemanasan Global
• Untuk mengetahui dampak secara umum yang akan dialami oleh manusia sendiri maupun makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.
• Untuk mengetahui efek yang akan dialami apabila terjadi perubahan iklim akibat dari pemanasan Global
• Untuk dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk dapat mencegah lebih lanjut pemanasan Global tersebut.


Bab II
Kerangka Teori
A. Pengertian
Sebagai permulaan Karya Tulis ini dan untuk memudahkan pengertian dan persamaan persepsi dalam identifikasi teori dan pembahasan selanjutnya. Berikut akan diuraikan mengenai pengertian berbagai terminology yang digunakan.
1. Pengertian Global Warming atau Pemanasan Global
Global Warming secara harfiah diterjemahkan sebagai pemanasan Global. Terjadinya pemanasan Global di bumi dimulai dari kenyataan bahwa energi panas yang dipancarkan berasal dari matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan iklim serta panas pada permukaan bumi secara Global.
2. Pengertian Green House Effect atau Efek Rumah Kaca
Kondisi yang menyerupai akibat yang ditimbulkan dalam rumah kaca terjadi pula dalam bumi ini, yaitu terperangkapnya energi dalam permukaan bumi oleh konsentrasi gas-gas dalam lapisan atmosfir. Pada kenyataannya, pemanasan Global merupakan peningkatan suhu bumi secara bertahap sebagai akibat dari peningkatan konsentrasi gas efek rumah kaca dalam lapisan luar atmosfir. Dan ketika bumi meradiasikan kembali energi yang diterimanya ke luar angkasa, sebagian dari energi matahari yang masuk ke bumi, terperangkap dalam permukaan bumi akibat terhalang oleh gas-gas dalam atmosfir seperti uap air dan karbon dioksida.
3. Pengertian Perubahan Cuaca
Peningkatan konsentrasi gas pada lapisan atmosfir telah mempercepat perubahan rata-rata cuaca. Sejak abad 19 yang lalu sampai dengan abad 20, temperatur permukaan bumi telah mengalami peningkatan 0.5 – 1.0 F. Dan perkiraan peningkatan suhu permukaan bumi rata-rata menurut para ahli akan mencapai 1-4.5 F atau 0.6-2.5 C dalam 50 tahun mendatang tergantung pada wilayah di bumi.Pembuktiannya terlihat dalam perubahan kondisi nyata yang terjadi dengan mancairnya salju pada Northern Hampshire dan menurunnya es apung pada Samudra Arktik.
Secara Global, permukaan laut telah mengalami kenaikan lebih dari 4-8 inchi pada abad lalu. Penguapan yang terjadi pada dunia telah meningkat sekitar 1% dan frekuensi terjadinya hujan pun telah meningkat.
Gas-gas ditimbulkan dari berbagai macam kegiatan manusia, seperti kegiatan dalam perindustrian dan pembakaran, akan terkonsentrasi dalam atmosfir dan akan menyebabkan terperangkapnya energi matahari yang masuk ke dalam bumi. Energi yang tidak teradiasi ini sama kondisi dengan yang terjadi pada rumah kaca, sehingga energi tersebut akan tetap tersimpan dalam permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan Global pada permukaan bumi.
B. Penelitian yang Relevan
Untuk menyusun Karya Tulis ini, penulis mengambil referensi dari penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak yang memang memiliki keahlian yang relevan, terutama dalam topik ini adalah para pemerhati dan peneliti lingkungan. Berbagai penelitian telah dilakukan secara internasional, karena memang masalah ini menyangkut manusia secara keseluruhan, jadi tidak terbatas oleh negara dan ras.
Sebagai pemicu untuk memulai penelitian, ada beberapa pertanyaan yang harus dicari jawabannya dalam penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini adalah pertanyaan kunci yang melandasi penelitian tersebut:
• Apa itu pemanasan Global?
• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global benar-benar terjadi? Dan seberapa besar tingkat kepercayaan dan keakuratan dari bukti-bukti tersebut?
• Apa efek-efek yang dibawa oleh pemanasan Global?
• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global kemungkinan disebabkan oleh gas-gas efek rumah kaca?
• Apa yang dapat dan harus dilakukan berkenaan dengan pemanasan Global, apabila hal ini memang terjadi dan disebabkan oleh polutan-polutan di uadara dan emisi?
• Dan apabila pemanasan Global tidak terjadi, apakah ada alasan lain untuk mengendalikan emisi polutan yang terjadi pada atmosfer bumi?

Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti di seluruh dunia akan dijelaskan di bawah ini:
1. Pada tanggal 26/04/2002, Para ilmuwan menyatakan temperatur Global selama 3 bulan pertama di tahun 2002 telah mengalami peningkatan, dan lebih tinggi dari temperatur yang pernah dicapai buni dalam 1000 tahun terakhir. Penelitian ini dimotori oleh Dr. Geoff Jenkins, direktur UK government’s Hadley Centre yang khusus meneliti dan memprediksikan perubahan iklim dunia.
2. Pada tanggal 24/12/1999, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, James Baker, sekretaris dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration, bersamaa dengan Peter Ewins, ketua dari British Meteorological Office, memperingatkan bahwa iklim dunia berubah dengan cepat, dan manusia harus segera menindaki perubahan ini dengan mencoba untuk mengurangi emisi karbon dioksida ke udara.
3. Pada tanggal 01/03/1999, American Geophysical Union, suatu badan keilmuan internasional yang membawahi sekitar tiga puluh lima ribu ilmuwan yang mengkhususkan diri pada penelitian tentang Bumi dan planet-planet mengeluarkan pernyatan yang berani mengenai perubahan iklim dan hubungannya dengan gas-gas efek rumah kaca. Pernyataan ini dikeluarkan setelah mengadakan serangkaian penelitian mengenai pemanasan Global.
4. Pada tanggal 17/01/2002, didapatkan data dari statelit dari hasil penelitian yang dilakukan oleh NASA di Langley Research Centre, yang membantah pernyataan Richard Lindzen, seorang skeptis, yang menyatakan bahwa pengurangan jumlah awan di daerah tropis akan menyebabkan pendinginan terhadap bumi dan mengatasi pemanasan Global yang mungkin terjadi. Hasil penelitian NASA menunjukkan bahwa awan-awan ini akan memperkuat efek rumah kaca, dan memicu terjadinya pemanasan Global.
5. Pada tanggal 18/12/2001, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Organisasi Meteorologi Dunia memperingatkan bahwa temperatur Global mengalami peningkatan tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan waktu-waktu lalu.


D. Hipotesis

• Pemanasan Global memang benar-benar ada.
• Pemanasan Global telah lama terjadi.
• Pemanasan Global terjadi karena gas-gas yang dihasilkan seperti Co2,No2, dan lain-lain.
• Adanya gas-gas seperti Co2 dan No2 menyebabkan radiasi sinar matahari yang sampai ke bumi terperangkap karena efek rumah kaca.
• Adanya pemanasan Global menyebabkan suhu di permukaan bumi semakin lama semakin meningkat.
• Dari penelitian yang telah dilakukan sejumlah ilmuwan, pemanasan Global membawa dampak negatif bagi bumi.

Duku, Primadona yang Kaya Manfaat

Buah duku (Lansium Domesticum Corr) berasal dari tanaman berkayu yang hidup menahun. Pohonnya diperkirakan asli dari Indonesia. Literatur lain mengatakan duku berasal dari Asia Tenggara bagian barat, dari semenanjung Thailand di sebelah barat sampai Kalimantan di sebelah timur. Kini buah duku hampir tersebar luas di seluruh wilayah Asia dan menjadi salah satu primadona buah tropis.
Di Indonesia, sentra buah duku tersebar luas di wilayah Sumatera dan Jawa. Jenis yang banyak dibudidayakan adalah varietas Komering, Metesih, Condet dan Kalikajar. Buah duku dapat tumbuh subur di daerah beriklim basah dengan curah hujan tinggi. Tanaman ini termasuk jenis pohon buah musiman yang hanya berbuah setahun sekali. Biasanya bunga akan bermunculan di awal musim hujan (September-Oktober). Enam bulan kemudian buah terlihat bergelantungan di ranting dahan dan siap dipanen pada bulan Februari-Maret. Buah duku mentah berwarna hijau, bergetah dan citarasanya sangat asam.
Seiring matangnya buah, kulit akan berubah kekuningan dan daging buah akan berasa manis. Sebagian besar buah duku hanya dimakan segar sebagai buah meja. Padahal kalau kita mau sedikit berkreasi, duku dapat dijadikan beragam sajian lezat dan nikmat, seperti untuk isi puding, campuran fruit cocktail atau sebagai bahan baku selai.
Dari Selai Hingga Puding Cantik
Untuk selai, siapkan 1.500 gr daging buah duku yang sudah diblender halus, 600 gr gula pasir, 100 ml air, 5 gr gelatin, 30 ml air jeruk lemon dan ½ sdt vanila essens. Semua bahan dicampur jadi satu, panaskan hingga tekstur mengental dan warna kekuningan. Selagi panas simpan di dalam botol kaca, tutup rapat, kini kamu mempunyai selai duku yang lezat dan siap digunakan kapan saja.
Variasi lain yang dapat dibuat adalah puding buah. Caranya buah duku dapat diblender kemudian dicampur dengan adonan agar-agar atau dibiarkan utuh untuk isi puding. Teksturnya kenyal dengan citarasa manis, segar dan sedikit asam menjadikan puding terasa lebih istimewa dan cantik tampilanya.
Sumber Mineral dan Zat Besi
Dilihat dari komposisi zat gizinya, buah duku tidak terlalu mengecewakan. Setiap 100 gr buah duku terkandung kalori 70 kal, protein 1,0 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 13 g, mineral 0,7 g, kalsium 18 mg, fosfor 9 mg dan zat besi 0,9 mg.
Untuk kandungan kalori, mineral dan zat besi duku setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis. Kandungan lain yang bermanfaat adalah dietary fiber atau serat. Salah satu zat yang bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan, mencegah kanker kolon dan membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab kanker.
Selain daging buah yang segar menyehatkan, bagian kulit buah dan bijinya juga bermanfaat untuk bahan baku obat anti diare dan menurunkan demam. Kulit kayunya juga sering digunakan orang untuk mengobati gigitan serangga berbisa dan obat disentri. Sebagian orang juga percaya, benalu pohon duku dapat menghambat dan membasmi sel-sel kanker. Sungguh tanaman yang istimewa bukan!***

" Buang Angin " Bagus untuk Kesehatan

’’Buang Angin’’ Bagus untuk Kesehatan

11 April 2009 2.082 views One Comment
Buang angin, atau yang biasa kita sebut kentut (maaf, red) memang merupakan hal yang lazim dialami setiap makhluk hidup. Angin yang mengandung karbondioksisa (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S) ini berasal dari gas dalam usus. Gas dalam usus berasal dari udara yang kita telan, yang menerobos ke usus dari darah, gas dari reaksi kimia & gas dari bakteri dalam perut.
Gas kentut berbeda dengan sendawa. Sendawa  muncul dari perut, dan mengandung udara lebih banyak, sedangkan kentut mengandung gas yang diproduksi oleh bakteri lebih banyak.
Gas kentut bisa disebabkan oleh udara yang tertelan, makan terburu-buru, makan tanpa dikunyah, minum soft drink, naik pesawat udara (karena tekanan udara lebih rendah, sehingga gas di dalam usus mengalami ekspansi dan muncul sebagai kentut) dan lainnya.
Gas tersebut harus dikeluarkan dari tubuh, agar terjadi keseimbangan suhu tubuh kita. Bagi yang suka menahan buang angin, gas kentut akan bermigrasi ke bagian atas menuju usus dan pada gilirannya akan keluar juga. Tetapi biasanya, ini akan mengalami perut kembung dan ada perasaan yang kurang enak. Makanya, setiap orang selesai buang angin, mereka selalu merasa lega, dan perasaan ringan dalam menjalani aktivitasnya.
Kenapa kentut berbau busuk?  Bau kentut disebabkan karena kandungan hidrogen sulfida dan merkaptan. Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan anda,  makin banyak sulfida dan  merkaptan diproduksi oleh bakteri dalam perut, dan semakin bau kentut yang keluar dari tubuh kita.
Menurut penelitian para ahli, anjing dan kucing memiliki kentut yang berbau busuk. Dikarenakan anjing dan kucing adalah karnivora (pemakan daging).  Daging kaya akan protein.  Protein mengandung banyak sulfur, jadi bau kentut binatang ini lebih busuk.  Lain dengan herbivora seperti sapi, kuda, gajah, yang memproduksi kentut lebih banyak, lebih lama, lebih keras bunyinya, tapi relatif tidak berbau.
Bagaimana dengan manusia? Manusia adalah omnivora (pemakan daging dan tumbuhan). Yang di setiap makanan kita dapat terkandung sulfur (belerang) sehingga kemungkinan besar kita dapat menghasilkan kentut yang busuk. Karena itu, banyak yang berpendapat bahwa kentut merupakan pencemaran udara, selain polusi dari kendaraan bermotor.
Di samping kita harus mengeluarkan gas beracun ini dari tubuh kita, kita juga sebaik nya mengetahui situasi dan kondisi saat hendak mengeluarkan gas tersebut. Misalnya, meninggalkan perkumpulan saat ingin buang angin, agar tidak menganggu kenyamanan orang yang berada di sekitar kita, atau membiasakan buang angin di kamar mandi (toilet)

KAIDAH DASAR MEMBANGUN RUMAH TAHAN GEMPA PADA KONSTRUKSI BANGUNAN RUMAH TEMBOK ½ Bata

Peneliti Madya Bidang Perumahan dan Permukiman

Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia setelah sandang dan pangan. Sebagaimana pangan yang memiliki kaidah-kaidah kelayakan pangan yang meliputi empat sehat lima sempurna, begitu juga dengan papan atau rumah memiliki kaidah-kaidah layak huni, agar bangunan memiliki kehandalan, bangunan tersebut harus memenuhi; keselamatan, kesehatan, kenyamanan, serta kemudahan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Bangunan Gedung N0. 28/2002.
Keselamatan bangunan meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, yang meliputi beban sendiri dan beban yang ditimbulkan oleh fenomena alam seperti angin dan gempa, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.
Persyaratan kesehatan meliputi sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung. Sistem penghawaan meliputi pengaturan ventilasi dan pencahayaan alami atau buatan dimana setiap ruangan harus terjadi pergantian udara dan mendapatkan pencahayaan yang cukup.
Persyaratan kenyamanan meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan. Kenyamanan ruang gerak ditentukan oleh dimensi dan tata letak ruang.
Persyaratan kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung. Kemudahan meliputi tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat dan lanjut usia.
Teknologi konstruksi bangunan rumah tinggal menurut Kepmen Kimpraswil No. 403/2002 meliputi konstuksi pasangan dengan rangka beton bertulang, konstruksi ½ tembok, dan kontsruksi kayu panggung maupun tidak panggung. Selain itu juga dikenal konstruksi rumah bambu dan konstruksi baja untuk rumah tinggal.
Bahwa sebagian besar perumahan diperkotaan maupun perdesaan saat ini telah bergeser pada bangunan tembok. Susenas 2000 menunjukkan sebanyak 86,03% perumahan perkotaan dan 71,28% perumahan perdesaan di Yogya menggunakan bangunan tembok. Tingginya animo masyarakat terhadap rumah tembok ini, maka diperlukan informasi khusus yang menyangkut kaidah-kaidah membangunan rumah tembok yang tahan gempa, mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki resiko gempa yang sangat tinggi.
Prinsip dasar bangunan tahan gempa adalah setiap komponen-komponen bangunan harus terikat dengan kuat satu dengan yang lainnya, ikatan tersebut mulai dari pondasi dengan sloof, sloof dengan kolom praktis, kolom praktis dengan ring balok, dan ring balok dengan rangka kuda-kuda. Demikian juga pada bagian pengisi bahwa dinding pasangan bata/bataco harus terikat dengan rangka kolom praktis, kusen pintu dan jendela harus terikat dengan dinding. Selain konstruksi yang benar faktor kualitas bahan juga harus mendukung, karena pemilihan bahan yang kurang baik, akan mengurangi kekuatan bangunan, terutama pada ikatan-ikatan. Banyak bangunan yang roboh bukan karena konstruksi akan tetapi kualitas bahan bangunannya yang sangat rendah.
Saat ini, di Jawa Barat jumlah banguna rumah tinggal dengan pasangan bata sangat tinggi, hal ini dipengaruhi oleh pergeseran persepsi, yang dikaitkan dengan status sosial, dimana bangunan tembok dianggap lebih baik. Namun disamping itu keterbatasan bahan kayu juga semangkin mendorong masyarakat membangunan rumah berbasisi tembok, khususnya di Jawa Barat, karena sulitnya mencari kayu yang berkualitas harga rumah kayu menjadi sangat mahal dibandingkan rumah tembok.

jalan panjang untuk menjadi bidan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Tolak ukur keberhasilan dari kemampuan pelayanan kesehatan satu negara diukur dengan angka kematian ibu. Setiap tahun hampir sekitar setengah juta warga dunia harus meninggal karena persalinan, sehingga dilakukannya berbagai usaha untuk menanggulangi masalah kematian ibu. World Health Organisation (WHO) melaksanakan program menciptakan kehamilan yang lebih aman (Making Pregnancy Safer Program) atau Program Gerakan Sayang Ibu (Safe Motherhood Program) yang dilaksanakan oleh Indonesia sebagai salah satu rekomendasi dari konferensi Internasional di Mesir, Kairo tahun 1994 (www.rahima.or.id). Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002-2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka itu masih jauh dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010 yaitu sebesar 150 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Profinsi Lampung, 2005).
Diperkirakan 90 % kematian ibu terjadi pada saat persalinan dan kira-kira 95 % penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetri yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Oleh karena itu saat memberikan asuhan kepada ibu yang sedang bersalin, penolong harus selalu waspada terhadap masalah atau penyulit yang mungkin terjadi. Menunda memberikan asuhan kegawatdaruratan akan meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu (Depkes RI, 2004). Pengelolaan persalinan merupakan salah satu standar pelayanan kebidanan dimana bidan harus terampil dalam memantau kemajuan persalinan dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman (Standar Pelayanan Kebidanan, 2001). Salah satu alat yang dapat digunakan dalam pengawasan kemajuan persalinan adalah partograf. Partograf merupakan grafik pemantauan kemajuan persalinan yang dapat menilai kondisi janin selama persalinan kala I.
Dalam melaksanakan praktek, bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan terhadap wanita yang sedang hamil, melahirkan dan post partum, maupun masa interval, melaksanakan pertolongan persalinan di bawah tanggungjawabnya sendiri dan memberi asuhan pada bayi baru lahir, bayi dan anak balita dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia atau generasi penerus yang berkualitas. Asuhan tersebut termasuk tindakan pemeliharaan, pencegahan, deteksi serta intervensi dan rujukan pada resiko tinggi termasuk kegawatan pada ibu dan anak (Depkes, 2002). Bidan sebagai pemberi asuhan dalam pemantauan persalinan harus terampil dan menguasai dalam penggunaan partograf sehingga diharapkan disetiap persalinan dapat mendeteksi kemungkinan komplikasi sedini mungkin (Manuaba, 1998).
Prodi Kebidanan Metro adalah salah satu institusi yang akan menghasilkan bidan. Dalam praktek dilapangan, modal utama bidan adalah harus mampu melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Selain itu, bidan harus dapat memantau kemajuan persalinan untuk mendeteksi komplikasi dalam persalinan dengan sedini mungkin dengan menggunakan partograf. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengetahuan mahasiswa tentang partograf di Prodi Kebidanan Metro. Selain itu, penerapan materi partograf yang sudah diberikan belum pernah teruji di lahan praktek.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan dan mahasiswa tingkat II tentang partograf di Prodi Kebidanan Metro.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah pengetahuan mahasiswa tingkat II tentang partograf di Prodi Kebidanan Metro?”.

C.    Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian       :   Deskriptif
2. Objek Penelitian     :   Pengetahuan mahasiswa tingkat II tentang partograf di Prodi Kebidanan Metro.
3. Subjek Penelitian    :   Mahasiswa tingkat II Prodi Kebidanan Metro.
4. Lokasi Penelitian    :   Prodi Kebidanan Metro
5. Waktu Penelitian    :   4 Juni – 9 Juni 2007

D.    Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa tingkat II tentang partograf di Prodi Kebidanan Metro tahun 2007.


E.     Manfaat Penelitian

  1. Bagi peneliti
Sebagai penerapan mata kuliah metodologi penelitian dan menambah pengalaman serta wawasan peneliti mengenai partograf.
  1. Bagi Prodi Kebidanan Metro
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa tingkat II Prodi Kebidanan Metro tentang partograf sehingga dapat diterapkan dalam praktek di lapangan.
3.      Bagi mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang partograf dan diharapkan dapat diterapkan dalam praktek di lapangan.
4.      Bagi pengembangan ilmu dan teknologi
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian lebih lanjut yang sejenis.


Apa Itu Lowongan Kerja

Apa Itu Lowongan Kerja?


Lowongan Kerja atau lowongan pekerjaan adalah suatu "celah" dimana seseorang bisa mendaftarkan diri untuk diterima dalam sebuah perusahaan atau tempat kerja. Sebenarnya pemakaian kata "celah" di sini tidak merujuk pada suatu benda atau hal yang real, melainkan pada sesuatu yang abstrak. Hal ini karena celah pekerjaan yang dimaksud adalah berupa kesempatan kerja yang disediakan oleh perusahaan atau tempat kerja.
Kesempatan kerja tersebut juga bersifat relatif, tergantung dari management sebuah perusahaan apakah sudah memerlukan tambahan pegawai atau belum. Efektivitas kerja juga cukup menentukan di sini. Sebuah perusahaan atau tempat kerja boleh jadi mempunyai jumlah pegawai yang sedikit, namun jika semua pekerjaan dapat diselesaikan secara maksimal, dapat dikatakan perusahaan tersebut memiliki evektivitas pekerja yang cukup baik.
Jadi jumlah pegawai bukan menjadi tolok ukur sebuah perusahaan itu efektif atau tidak. Bisa jadi sebuah perusahan atau tempat kerja memiliki pegawai yang cukup banyak, namun pekerjaan tidak selesai-selesai, ini tentu bukanlah model sebuah perusahaan yang bagus.
Atau sebaliknya, sebuah perusahaan mempunyai sedikit pegawai namun karena pekerjaan yang banyak menyebabkan kerjaan tidak selesai-selesai. Management yang baik, tentu akan berpikir bagaimana menambah pegawai atau karyawan. Nah dalam situasi seperti ini, sebuah lowongan pekerjaan "tercipta".
Situasi seperti ini sangat dicari terutama bagi anda yang sedang membutuhkan pekerjaan.

Contoh peluang Pekerjaan sekaligus bisnis online:

Tips #01
Apakah anda sudah pernah melakukan penyimpanan file secara online? Atau setidaknya melampirkan file di email?
Jika pernah, berarti anda bisa sudah punya modal utama untuk berbisnis online. Sebuah situs bernama Ziddu.com menyediakan fasilitas simpan-bagi file secara gratis dengan kuota yang tak terbatas. Dan setiap ada orang yang mendownload file yang kita simpan di Ziddu, kita bisa mendapatkan komisi.
Ini mirip lagu anak-anak: "sik-asik-asik nabung". Nabung (upload) sekarang, dan biarkan orang lain "menghasilkan" uang untuk kita, sementara kita bebas untuk mandi, kuliah, bekerja bahkan tidur.
Asalkan sudah menjadi anggota ziddu, kita tambahkan sedikit demi sedikit file yang perlu kita upload. Tidak harus sekaligus, bisa sambil jalan. Jadi tunggu apa lagi, miliki segera keanggotaan Ziddu.com. Mumpung masih gratis.

Siapa saja yang membuat bursa lowongan pekerjaan?

Jika di singgung siapa-nya tentu halaman ini akan menjadi panjang untuk menulis satu persatu "pelaku" pembuka lowongan pekerjaan. Namun jika ditinjau dari penyebabnya, kita bisa meringkas menjadi 2 alasan mengapa seseorang atau sebuah perusahaan membuka lowongan pekerjaan.

Karena perusahaan membutuhkan tambahan pekerja

Ini bisa terjadi, misalnya dalam perusahaan produksi, sebuah perusahaan menerima order yang overload. Mau tidak mau, perusahaan tersebut harus membuka lowongan pekerjaan untuk meningkatkan kemampuan produksi, sebuah perusahaan mau tidak mau harus menambah jam kerja atau membuka lowongan pekerjaan agar pegawai tidak kelelahan. Pegawai yang kelelahan, tentunya justru menurunkan kemampuan produksi.

Karena perusahaan membutuhkan pengganti pekerja

Penggantian pegawai dalam sebuah perusahaan dibutuhkan jika seorang pegawai sudah tidak capable dalam menangani sebuah pekerjaan dalam sebuah perusahaan. Entah itu karena yang bersangkutan pindah kota, sakit, atau bahkan meninggal. Untuk mempertahankan kemampuan produksi, tentunya sebuah perusahaan akan mencari penggantinya. Dan tentunya ini akan membuka lapangan kerja baru.

Mengapa seseorang mencari Lowongan Kerja?

Salah satu alasan kuat mengapa orang mencari pekerjaan adalah karena alasan finansial alias untuk membiayai kehidupannya. Sebagai orang yang beriman, kita percaya bahwa rejeki sudah diatur oleh Alloh. Tapi terkadang, rejeki harus diupayakan terlebih dahulu, baru datang. Tidak peduli dari arah mana rejeki tersebut datang. Kadang rejeki datang dari arah yang tidak kita sangka-sangka.
Jadi beberapa orang mencari pekerjaan untuk mendapatkan rejeki. Dan dalam konteks yang lebih sempit, uang = rejeki. Meskipun rejeki tidak = uang. Ini mirip dengan konsep ayam = unggas. Tapi unggas terkadang tidak = ayam. Bisa bebek, angsa, dll.
Beberapa orang dikaruniai kelebihan materi sehingga bukan tujuan finansial yang dicarinya. Namun tujuan sosial atau tujuan mencari kesibukan. Namun orang-orang yang seperti ini tentunya diluar konteks dalam pembahasan kita kali ini.
Pembahasan kita lebih mengacu pada kebutuhan orang akan pekerjaan karena alasan finansial yang boleh dikatakan alasan uang.

Kapan waktu terbaik untuk mencari Lowongan Pekerjaan?

Jika anda termasuk orang yang sedang mencari kerja, waktu terbaik untuk mencari pekerjaan akan tergantung dalam 2 hal.
Yang pertama, apakah anda sedang berada pada posisi segera membutuhkan pekerjaan atau tidak segera membutuhkan pekerjaan.
Orang yang segera membutuhkan pekerjaan biasanya tidak banyak pilih-pilih dalam bekerja. Dan sebaliknya orang yang tidak segera membutuhkan pekerjaan, cenderung akan pilih-pilih dalam bekerja.
Sebenarnya, kedua hal tersebut memiliki sisi positif maupun sisi negatif. Orang yang tidak pilih-pilih dalam bekerja, boleh jadi menemukan pekerjaan yang kurang cocok di hati. Sebaliknya orang yang terlalu pilih-pilih dalam bekerja bisa jadi memiliki etos kerja yang kurang. Kedua hal tersebut adalah suatu kemungkinan dilihat dari segi negatif. Namun jika kita melihat dari sisi yang lain, kedua hal tersebut juga memiliki sisi positif antara lain:
Seseorang yang tidak pilih-pilih dalam bekerja, bisa jadi memiliki etos kerja yang tinggi. Dan bisa jadi mendapatkan pekerjaan yang sangat dia senangi. Dan begitu pula sebaliknya, seseorang yang cermat dalam memilih pekerjaan, boleh jadi adalah orang yang memiliki semangat kerja yang tinggi pula. Tentunya kita tidak bisa memungkiri bahwa ada karakter seseorang yang sulit jatuh cinta, tapi sekali jatuh cinta tak akan bangun selamanya hehe becanda.
Namun diluar itu semua, ada sebuah perkataan yang cukup bijak untuk kita renungkan:
"do what you love" and "love what you do"
Dalam konteks pekerjaan itu berarti:
"Kerjakan pekerjaan yang kau cintai" dan "Cintai pekerjaanmu".
Sebuah kalimat yang mencerminkan keseimbangan antara pilih-pilih dan cermat dalam memilih.

Dimana kita bisa menemukan pekerjaan?

Disadari atau tidak, bursa lowongan pekerjaan sebenarnya bertebaran di muka bumi ini. Entah itu bursa pekerjaan di koran, bursa pekerjaan di radio atau bursa pekerjaan di dunia internet. Tapi tentunya kita bukanlah orang yang asal dalam asal dalam mencari pekerjaan. Pekerjaan yang kita geluti nantinya haruslah pekerjaan yang baik. Selain itu, pekerjaan tersebut haruslah halal. Lebih ideal lagi jika pekerjaan tersebut memberikan pemasukan yang besar bagi pemenuhan kebutuhan hidup kita. Beberapa orang mungkin mengartikan bahwa; pekerjaan tersebut menghasilkan uang yang banyak. Namun apakah uang menjadi tolok ukur sebuah pekerjaan?
Jawabannya bisa ya, bisa tidak. Jawabannya bisa ya, jika dihadapkan pada pertanyaan: siapa yang tidak butuh uang. Dan jawabannya bisa tidak jika kita ingat bahwa uang bukan segala-galanya dalam hidup ini.
Mungkin intinya ada pada sebuah perkataan: Segala hal mungkin butuh uang, tapi uang bukan segala-galanya.

Bagaimanakah mencari pekerjaan yang halal, sesuai dengan kapasitas kita, dan memberi pemasukan yang besar bagi kita?
Ini adalah pertanyaan yang mungkin kerap di pikirkan oleh orang yang tengah terjun dalam mencari pekerjaan di bursa lowongan pekerjaan. Mirip dengan pertanyaan bagaimana mendapatkan barang yang sangat bagus, top markotop, dan weleh-weleh namun dengan harga yang sangat murah atau kalau bisa gratis?
Jawabannya adalah; tidak selalu mudah.
Namun bisa saja terjadi.
Tentu saja. Dengan Izin Alloh, apapun bisa terjadi.

Berkendara Aman Saat Hujan

Berkendara Aman Saat Hujan
Kamis, 30 Desember 2010 | 18.00WIB
MUSIM hujan memang kadang menjadi hal menyebalkan bagi kita sebagai pengendara. Bukan cuma kendaraan jadi kotor, namun hujan memperbesar risiko terjadinya kecelakaan.
Kewaspadaan mesti ditingkatkan penuh saat hujan. Selain daya pandang berkurang, jalanan juga jauh lebih licin dari biasanya. Belum lagi, mata menjadi cepat lelah di kondisi seperti ini. Berikut beberapa tip dari Oto untuk meminimalkan risiko kecelakaan saat hujan.
1. Tambah jarak aman
Kalau normalnya saat kering kita harus menjaga jarak 2 detik ke mobil depan, pada saat hujan tingkatkan menjadi tiga detik.
Cara menghitungnya, gumamkan 1001...1001...1003 secara normal, ketika mobil depan mencapai suatu tanda di jalan, misalnya tiang listrik.
Bila sebelum mencapai kata `1003' mobil Anda sudah sampai ke tanda itu, berarti terlalu dekat dan mesti menyesuaikan jarak kembali. Jarak aman ini sangat penting, karena saat basah jarak pengereman menjadi jauh lebih panjang walau mobil telah dilengkapi ABS sekalipun.
2. Hindari manuver mendadak
Manuver mendadak meliputi akselerasi, pengereman dan belok, sebaiknya dihindari. Di jalan licin, manuver itu mudah membuat mobil tak terkendali. Kendalikan mobil lebih halus dari biasanya.
3. Nyalakan lampu, bukan hazard
Menyalakan hazard ketika hujan adalah kesalahan besar. Hazard membuat mata pengemudi di belakang kita cepat lelah karena kedipan terangnya.
Selain itu, Hazard membuat kita tak bisa mengaktifkan lampu sein saat hendak pindah jalur, juga mengakibatkan kepekaan pengendara di belakang terhadap lampu rem di mobil kita menjadi berkurang.
Risiko tertabrak dari belakang pun semakin besar. Bila hujan sangat lebat, nyalakan lampu kabut atau lampu besar normal. Ini saja sudah cukup.
4. Bila di tol, hindari jalur kanan
Karena kontur jalan tol sedikit cembung, maka berkendara di jalur kanan membuat Anda rentan menabrak genangan air. Ini bisa membuat mobil hilang kendali.
Selain itu, ketika di jalur kanan, Anda dengan mudahnya terkena cipratan air dari jalur seberang, dan ini akan sangat mengganggu daya pandang.
5. Hati-hati ban mengunci
Bila kita terpaksa mengerem mendadak dan mobil tak dilengkapi ABS, waspadai gejala ban mengunci.
Begitu ban terasa mengunci, kurangi sedikit injakan rem sampai roda berputar kembali. ketika ban mengunci, mobil tak bisa dikendalikan dengan setir dan jarak pengeremannya makin panjang. 
6. Jangan menerobos banjir
Ketika kita berkendara pada saat hujan dan bertemu dengan genangan air atau banjir lebih baik menghindar dan mencari tempat yang aman.(han)

polisi:Rusuh Antrean Tiket di GBK karena panitia



Jakarta - Polisi menyebut rusuh yang terjadi saat antrean tiket di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta sepenuhnya kesalahan panitia. Seharusnya waktu pembagian tiket tepat waktu alias tidak molor.

"Ini masalahnya karena tidak ada kepastian dari pihak panitia, sehingga tidak tertib waktu penjualan tiket," kata Kepala Bagian Operasi Polda Metro Jaya Kombes Pol Sujarno di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (26/12/2010).

Jadi, lanjut Sujarno, kunci untuk mencegah rusuh di Senayan itu ada di tangan panitia. "Kalau tertib waktu, tidak main molor, pembagian tiket pasti tertib," tegas Sujarno.

Padahal, sejak Jumat lalu polisi sudah menyarankan kepada panitia agar penjualan tiket disebar ke wilayah-wilayah, agar tidak ada konsentrasi massa.

"Tidak terpusat di satu titik, dijatah perwilayah, misalnya untuk Tangerang 5 ribu, panitia mengumumkan demikian juga kalau habis," tutup Sujarno.

Sebelumnya Ketua Umum PSSI Nurdin Halid angkat bicara menanggapi kerusuhan dalam antrean tiket final AFF Suzuki Cup 2010 di Jakarta. Nurdin menuduh ada provokator di balik kerusuhan itu.

"Saya mendengar ada provokator di dalam stadion tadi," ujar Nurdin saat diwawancarai secara langsung oleh TvOne, Minggu (26/12

kata Mutiara, Pepatah Bijak dan Bijaksana


Dunia adalah komedi bagi mereka yang melakukannya, atau tragedi bagi mereka yang merasakannya. - 
Horace Walpora
Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah Yang Terbaik untukmu ! Dan karena itulah, Qalbu 
seorang pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya. - Jalaludin Rum
Sesungguhnya seseorang bisa disebut mandiri bukan lantaran ia sudah tidak lagi meminta, tapi lebih karena ia sudah bisa memberi harapan akan kembali diberi. - Anonim 
Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah
dikerjakan namun tidak diketahui. - Anonim
Tak ada orang yang terlalu miskin sehingga tidak bisa memberikan pujian. - Anonim
Kesehatan selalu tampak lebih berharga setelah kita kehilangannya. - Jonathan Swift

Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain. - Michel De Montaigne

Seorang konsultan psikologi paling jenius sekalipun tidak lebih mengerti tentang pikiran dan keinginan kita lebih daripada diri kita sendiri. - Anonim

Salah satu fungsi diplomasi adalah untuk menutupi kenyataan dalam bentuk moralitas. - Will Dan Ariel Dunant

Do all the goods you can, All the best you can, In all times you can, In all places you can, For all the creatures you can. - Anonim

Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan namun bagaimana bertanding dengan baik. - Baron Pierre De Coubertin

Yang terpenting dalam Olimpiade bukanlah kemenangan, tetapi keikutsertaan ... - Baron Pierre De Coubertin

artiwacana non ilmiah

Wacana Non Ilmiah

Pengertian Wacana Non Ilmiah
1. Pengertian, Ciri, dan Bentuk Karangan Nonilmiah
Karangan nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri karangan nonilmiah:
a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. fakta yang disimpulkan subyektif,
c. gaya bahasa konotatif dan populer,
d. tidak memuat hipotesis,
e. penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. bersifat imajinatif,
g. situasi didramatisir, dan
h. bersifat persuasif.

Macam Karya Tulis Non Ilmiah
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman

Contoh Wacana Non Ilmiah

Pogi yang Malang

Pogi adalah pemuda yang malas. Kerjanya hanya makan, tidur, dan bermain-main. Ayah dan ibunya tidak melarang sebab mereka adalah keluarga kaya. Apa saja kemauan Pogi selalu dituruti.
Suatu pagi, Pogi pergi bermain ke hutan. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pengembara yang membawa lima karung yang berat.
”Hai, pemuda ! Maukah kau menolongku membawa karung ini ke kota ? ”tanya pengembara itu.
Pogi pura-pura tidak mendengar. Ia tetap berjalan perlahan sambil mengamati tumbuhan.
”Nak, aku akan memberimu salah satu dari kantong ini. Silahkan pilih!”
Pogi masih pura-pura tidak mendengar. Huh! Tadi minta tolong sekarang malah mau memberi karung. Paling-paling isinya Cuma sampah, bati Pogi.
” Anak muda, karungku yang bertali merah ini berisi ramuan obat segala penyakit, sedangkan yang bertali biru berisi bibit padi segala musim. Atau kamu mau karung dengan tali berwarna putih? Ini berisi kain sutera pilihan, yang bertali hijau berisi aneka macam penyedap masakan, dan yang berwarna kuning berisi emas permata. Nah, pilihlah salah satu!”
”Ah, baiklah.”kata Pogi semangat. ”Aku pilihyang berwarna kuning aja.”
”Apakah kamu yakin karung ini membawa keberuntungn bagimu?”
”Sangat yakin. Sudahlah, cepat berikan. Aku tidak sabar membawanya pulang .”omel Pogi .
Pengembara itu menyerahkan karung yng bertali kuning. Pogi langsung membawa karung itu pergi tanpa berterima kasih. Setelah agak jauh, dibukanya karung itu. Ah, betapa gembiranyaPogi saat melihat banyak emas di dalamnya. Pogi lalu melanjutkan perjalanan pulang.
Tiba-tiba...
”Pokoknya kalau bertemu orang kaya, kita rampok saja.” kata salah satu orang.
Pogi yang mendengar suara itu, cepat-cepat bersembunyi. Setelah kedua orang itu berlalu, Pogi segera keluar dari persembunyiannya. Ia meneruskan dengan tergesa-gesa dan takut. Sampailah Pogi di tepi sungai. Di tempat penyeberangan itu tampak sepi. Hanya ada tiga penarik perahu.
”Sepi sekali hari ini.”ujar yang bertubuh paling kecil.
”Benar tidak seperti bisanya.” jawab yang berambut keriting.
”Bagaimana kalau kita rampok saja orang yang menyeberang dengan perahu kita ini ?” tanya yang bertubuh kekar.
Ketiga penarik perahu tertawa terbahak-bahak. Mendengar hal itu Pogi semakin ketakutan. Diambilnya jalan pintas. Pogi berenang menuju ke seberang sungai. Sesampainya di tengah sungai, seekor buaya menuju ke arahnya.
Tanpa ragu-ragu, Pogi memukul moncong buaya itu dengan karung yang dipanggulnya. Buaya itu malah membuka moncongnya. Pogi tak banyak berpikir. Dilemparnya karung berisi emas itu ke arah buaya. Lemparan tepat sekali. Buaya itu kesulitan mengunyah karung. Pogi merasa musuhnya lengah. Ia berenang ke tepian secepatnya.
Sejak kejadian itu, Pogi menjadi sadar., ternyata emas tidak mendatangkan keberuntungan baginya. Justru mendatangkan bahaya. Sejak itu Pogi menjadi rajin dan bijaksana.

Sumber :
• Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai

artiwacana semi ilmiah

Wacana Semi Ilmiah

Wacana pada Tataran Semi Ilmiah merupakan wacana yang karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non ilmiah.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.

Contoh Artikel (Wacana Semi Ilmiah)

Jadilah Sahabat Bumi!
Apakah kita pernah tersadar dimanakah kita sekarang ini? Kita sebagai manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita meninggal. Kita sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal kita yang tercinta ini.
Tetapi, berapa banyak kita telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa perbuatan kita sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi yang telah berjasa banyak pada Bumi.
Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah hidup kita agar perbuatan kita ini tidak lagi merusak Bumi. Tentunya kita adalah manusia yang tidak dapat melakukan semua hal. Jadi, kita cukup melakukan perbuatan yang dapat kita lakukan dan tidak perlu memaksakan diri. Jika kita hanya dapat berbuat hal-hal yang sederhana, ya kita lakukan hal sederhana tersebut. Jangan hanya karena hal sederhana yang bis kita lakukan, kita malu untuk melakukannya sehingga kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi juga kita harus mengembangkan diri supaya bisa melakukan hal yang lebih besar lagi. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan.
Hal-hal kecil yang dapat kita lakukan misalnya adalah membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghematan listrik, menghemat Bahan Bakar Minyak dan masih banyak lagi.Mungkin kita sudah bosan dengan kata-kata "Buanglah Sampah Pada Tempatnya". Kita mendengar kata-kata itu sejak kita kecil sampai dewasa. Tetapi apakah kita sudah melakukan hal yang kita anggap sederhana tersebut? Mungkin ya, mungkin tidak. Kadang-kadang untuk sampah yang besar kita ingat, tetapi jika sampahnya kecil seperti sobekan kertas, plastik, atau bungkus snack, kita membuangnya begirtu saja. Jika kita ada di kelas, maka kita taruh sampah tersebut dikolong meja. jika ada diangkot maka ditaruh dibawah tempat duduk.
Hal itu tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Itu menandakan bahwa yang terpenting adalah kesadaran diri. Usia tidak berpengaruh pada sikap seseorang. Yang paling berpengaruh adalah kesadaran. Itu yang paling penting. Begitu juga dengan penggunaan listrik dan air. Kita selalu menganggap bahwa lebih banyak orang yang menngunakan air lebih banyak dari diri kita sendiri sehingga kita berpikir kalaupun kita menghemat, tetap saja tidak akan berguna. Itu adalah pemikiran yang salah. Jika semua orang berfikir itu, maka tidak akan ada yang berhemat bukan? Kita harus menanamkan pikiran segala sesuatu hal yang baik itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan menunggu orang lain untuik berbuat hal kebaikan.
Oleh karena itu, maka untuk menjaga lingkungan kita ini, lingkungan Bumi kita yang tercinta ini, lakukanlah suatu hal yang kecil karena sesuatu yang besar itu tidak ada sebelum ada hal yang kecil. Jika hal kecil itu dilakukan oleh banyak orang, maka hal kecil itu akan menjadi hal yang besar. Jika seribu orang membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan, maka daerah tersebut akan menjadi bersih. Tetapi jika seribu orang membuang sampah sembarangan, maka tentunya daerah itu akan sangat kotor sekali.
Jadi, janganlah pernah meremehkan hal-hal kecil seperti menghemat listrik, menghemat air, menghemat BBM, atau membuang sampah pada tempatnya. Lakukan mulai dari diri sendiri lalu tularkanlah pada orang-orang disekitar anda. Jadilha sahabat Bumi dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah, sejuk, segar dan udaranya nyaman sehingga ita semakin senang hidup di Bumi ini. JADILAH SAHABAT BUMI!

wacanasemiilmiah

Wacana Semi Ilmiah

Contoh wacana semi ilmiah
KELAPARAN JADI PERHATIAN SERIUS

Indeks Kelaparan Dunia (GHI) tahun 2008 menunjukkan bahwa kelaparan masih
merupakan perhatian serius di dunia dan terjadi perkembangan lambat dalam mengurangi keamanan pangan. Negara yang memiliki nilai GHI tertinggi kebanyakan berada di wilayah Sub-Saharan Africa dan Asia Selatan. Negara di daftar paling bawah meliputi Republik Demokrasi Kongo, Eritrea, Burundi, Republik Niger, dan Sierra Leone. Hal ini merupakan beberapa penemuan yang tertuang dalam “The Challenge of Hunger 2008: Global Hunger Index” yang dipublikasikan oleh Welthungerhilfe, International Food Policy Research Institute (IFPRI), dan Concern Worldwide. Klaus von Grebmer dan rekannya menyimpulkan bahwa pemecahan krisis pangan tersebut akan memerlukan beberapa inisiatif seperti bantuan pangan lebih bagi masyarakat miskin,
investasi lebih besar dalam bidang pertanian, dan batasan untuk menenangkan pasar pangan global.

arti wacana ilmiah


PIDATO  PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA
PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

Assalamu’alaikum wr.wb.
-          Bapak Kepala Perpustakaan Nasional RI yang saya hormati;
-          Para Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional Pustakawan dalam lingkungan Perpustakaan Nasional RI dan Instansi lainnya;
-          Para undangan, hadirin yang berbahagia;
-          Puji syukur kita panjatkan kehadirat  Allah SWT yang selalu melimpahkan nikmatnya  yang begitu banyak kepada kita hingga saat ini, sehingga bilamana kita mau menghitungnya maka pastilah tidak ada di antara kita yang dapat menentukan berapa jumlahnya.
-          Terimakasih yang sedalam-dalamnya saya sampaikan kepada Kepala  Perpustakaan Nasional RI Bapak Drs. Dady P. Rachmananta, MLIS yang telah memperkenankan saya sebagai  salah seorang yang dipercayakan beliau untuk menyampaikan Orasi Ilmiah pada saat ini.
-          Terimakasih yang sedalam-dalamnya pula tidak luput saya sampaikan kepada Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Ibu Hj. Suprihati, SH, MBA yang telah mendorong saya untuk turut serta dalam Orasi Ilmiah saat ini. Demikian pula kepada Kepala Pusat Pengembangan Pustakawan Ibu Hj. Kartini, SH beserta seluruh Staf beliau yang dengan penuh sabar menunggu penyelesaian penyusunan Orasi saya ini yang tertunda-tunda, lantaran penyakit  polycitimeapera (kekentalan darah) memaksa saya untuk tidak bisa beraktivitas selama 3 (tiga) minggu dan mengharuskan untuk flebotomi yaitu membuang darah saya sebanyak 750 cc.
-          Bapak Kepala Perpustakaan Nasional RI yang saya hormati para pejebat struktural dan pejabat fungsional Pustakawan di lingkungan Perpustakaan Nasional RI dan Instansi lainnya serta para hadirin yang berbahagia.

Perkenankanlah dalam kesempatan ini saya membacakan pidato Ilmiah saya yang berjudul :


MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT
MELALUI SUATU KELEMBAGAAN NASIONAL
Wacana  Ke Arah  Pembentukan Sebuah Lembaga Nasional
Pembudayaan Masyarakat Membaca
Oleh : Drs. H. Athaillah Baderi

I.    KATA PENGANTAR
                Wacana pembentukan sebuah Lembaga Nasional Pembudayaan Masyarakat Membaca, semula saya lemparkan dalam forum Seminar Nasional dan Pembentukan Gerakan Pemasyarakatan  Minat Baca (GPMB) pada tanggal 23 s.d 25 Oktober 2001 di Istana Bogor. Ide tersebut menggelembung pada Sidang Komisi C hingga melahirkan Rekomendasi.
                Selanjutnya untuk yang kedua kalinya saya coba mengangkat wacana ini dalam Rapat Koordinasi Nasional Perpustakaan Nasional R.I pada tanggal 2 s.d 5 Juni 2003 di Anyer Provinsi Banten melalui sebuah makalah sumbangan saya yang berjudul : “Gerakan  Nasional Membaca Melalui Pelembagaan; Suatu Pemikiran ke Arah Akuntabilitas Pemerintah”. Seluruh peserta Sidang Komisi III memberikan tanggapan dan sepakat untuk mengusulkan Pembentukan Dewan Pengembangan Perpustakaan dan Minat Baca.
                Konon menurut Sahibul Hikayat, dalam Upacara Pencanangan Gerakan Membaca Nasional yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri pada tanggal 12 November 2003 di Istana Negara Jakarta, Menteri Pendidikan Nasional A. Malik Fadjar dan Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno serta Kepala Perpustakaan Nasional Dady P. Rachmananta telah menandatangani Deklarasi Pencanangan Gerakan Membaca Nasional. Dari sepuluh butir pernyataan yang ditandatangani, di antaranya butir satu menyatakan Membentuk Badan Pengembangan Budaya Baca Nasional (BPBBN).
                Pada mulanya saya merasa lega dengan penandatangan deklarasi tersebut karena wawasan yang saya mimpikan sejak tahun 2000 ketika saya mulai bertugas sebagai pustakawan  pada Perpustakaan Nasional RI, telah membumbung tinggi di udara di atas Istana Negara. Namun, ternyata balon mengempis tanpa suara dan tanpa tanda-tanda, jatuh ke bumi, tiada seorang pun tahu dan peduli. Nurani kecil saya berdialog  dengan bahasa hati yang berbunyi “ Beginikah bangsaku Indonesia, beginikah perpustakaanku yang hanya bisa berhura-hara dalam acara serimonial yang megah dengan mudahnya membuat keputusan-keputusan tanpa ditindak lanjuti ?
                Di saat Munas II dan Seminar Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) pada tanggal 1 s.d 2 Maret 2005 di Hotel Century Park Jakarta, untuk kesekian kalinya saya coba meniup kembali balon wawasan pembentukan Lembaga Nasional Pembudayaan Masyarakat Membaca itu. Sebuah komisi melahirkan rekomendasi perlunya pembentukan suatu Badan Nasional  Pembinaan Minat Baca Masyarakat. Namun dimana rimbanya rekomendasi itu, entah sudah disampaikan kepada para pengambil keputusan atau masih tersimpan dalam arsip, wallahu a’lam bissawab.
                Pada kesempatan Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama saat ini perkenankanlah saya mengulas kembali wawasan pembentukan Lembaga Nasional Pembudayaan Masyarakat Membaca dengan harapan akan menemukan kesepahaman jalan pikiran dengan para hadirin dalam acara ini. Selanjutnya bersama-sama memperjuangkannya pembentukannya tanpa reserve dan diharapkan ada sebuah panitia pengambil inisiatif untuk mewujudkan ide dimaksud. Meskipun saya menyadari mungkin dalam benak pikiran sebagian orang bahwa membentuk sebuah lembaga baru bukanlah suatu solusi yang menarik dalam mengatasi masalah minat baca. Tetapi pengalaman selama 34 (tiga puluh empat) tahun bergelut didunia perpustakaan yang mengusahakan peningkatan minat baca hanya dengan seminar kesenian yang tidak membuahkan apa-apa maka hanya berketetapan hati untuk mengangakat masalah minat baca kecuali dengan membentuk suatu lembaga baru.

II.     LATAR BELAKANG

A.    Rendahnya Kemampuan Baca

                      Kemampuan membaca (Reading Literacy)  anak-anak Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, bahkan dalam kawasan ASEAN sekali pun. International Association for Evaluation of Educational (IEA) pada tahun 1992 dalam sebuah studi kemampuan membaca murid-murid Sekolah Dasar Kelas IV pada 30 negara di dunia, menyimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ke 29 setingkat di atas Venezuela yang menempati peringkat terakhir pada urutan ke 30.
                        Data di atas relevan dengan hasil studi dari Vincent Greannary yang dikutip oleh Worl Bank dalam sebuah Laporan Pendidikan “Education in Indonesia From Cricis to Recovery“ tahun 1998. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan membaca anak-anak kelas VI Sekolah Dasar kita  hanya mampu meraih kedudukan paling akhir dengan nilai 51,7 setelah Filipina yang memperoleh nilai 52,6 dan Thailand dengan nilai 65,1 serta Singapura dengan nilai 74,0 dan Hongkong yang memperoleh nilai 75.5
                      Buruknya kemampuan membaca anak-anak kita sebagaimana data di atas berdampak pada kekurangmampuan mereka dalam penguasan bidang ilmu pengetahuan dan matematika. Hasil tes yang dilakukan oleh Trends in International Mathematies and Science Study (TIMSS)  dalam tahun 2003 pada 50 negara di dunia terhadap para siswa kelas II SLTP, menunjukkan prestasi siswa-siswa Indonesia hanya mampu meraih peringkat ke 34 dalam kemampuan bidang matematika dengan  nilai 411 di bawah nilai rata-rata internasional yang 467. Sedangkan hasil tes bidang ilmu pengetahuan mereka hanya mampu menduduki peringkat ke 36 dengan nilai 420 di bawah nilai rata-rata internasioal 474. Dibandingkan dengan anak-anak Malaysia mereka telah berhasil menduduki peringkat ke 10 dalam kemampuan bidang matematika  yang memperoleh nilai 508       di atas nilai rata-rata internasional. Dan dalam bidang ilmu pengetahuan mereka menduduki peringkat ke 20 dengan nilai 510 di atas nilai rata-rata internasional. Dengan demikian tampak jelas bahwa kecerdasan bangsa kita sangat jauh ketinggalan di bawah negara-negara berkembang lainnya.
                      United Nations Development Programme (UNDP) menjadikan angka buta huruf dewasa (adult illiteracy rate) sebagai suatu barometer dalam mengukur kualitas suatu bangsa. Tinggi rendahnya angka buta huruf akan menentukan pula tinggi rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index – HDI) bangsa itu.
                        Berdasarkan laporan UNDP  tahun 2003 dalam “Human Development Report 2003” bahwa Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Indeks – HDI) berdasarkan angka buta huruf menunjukkan bahwa “pembangunan manusia di Indonesia“ menempati urutan yang ke 112 dari 174 negara di dunia yang dievaluasi. Sedangkan Vietnam menempati urutan ke 109, padahal negara itu baru saja keluar dari konflik politik yang cukup besar. Namun negara mereka lebih yakin bahwa dengan “membangun manusianya“ sebagai prioritas terdepan, akan mampu mengejar ketinggalan yang selama ini mereka alami.
                        Melihat beberapa hasil studi di atas dan laporan United Nations Development Programme (UNDP) maka dapat diambil kesimpulan (hipotesis) bahwa “ kekurangmampuan anak-anak kita dalam bidang matematika dan bidang ilmu pengetahuan, serta  tingginya angka buta huruf dewasa (adult illiteracy rate) di Indonesia adalah akibat membaca belum menjadi kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya bangsa. Oleh sebab itu membaca harus dijadikan kebutuhan hidup dan budaya bangsa kita. Mengingat membaca merupakan suatu bentuk kegiatan budaya menurut H.A.R Tilaar (1999 : 381) maka untuk mengubah perilaku masyarakat gemar membaca membutuhkan suatu perubahan budaya atau perubahan tingkah laku dari anggota masyarakat kita. Mengadakan perubahan budaya masyarakat memerlukan suatu proses dan waktu panjang sekitar satu atau dua generasi, tergantung dari “politicaal will pemerintah dan masyarakat“ Ada pun ukuran waktu sebuah generasi adalah berkisar sekitar 15 – 25 tahun.

B.   Ancaman (Threats) Era Globalisasi

                      Apabila rendahnya minat dan kemampuan membaca masyarakat kita sebagaimana terwakili oleh anak-anak dalam beberapa penelitian di atas dibiarkan sampai pada suatu saat tetap status quo maka dalam persaingan global kita akan selalu ketinggalan dengan sesama negara berkembang, apalagi dengan negara-negara maju lainnya. Kita tidak akan mampu mengatasi segala persoalan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dan lainnya selama SDM kita tidak kompetitif, karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, akibat lemahnya kemauan dan kemampuan membaca.
                      Pengalaman pahit telah menerpa bangsa kita pada pertengahan tahun dalam bulan Juli 1997. Akibat krisis moneter yang melanda kawasan Asia Tenggara dan Kawasan Asia Timur maka ekonomi kita telah tercabik-cabik.
                        Perkelanaan krisis ekonomi kita terlalu panjang waktunya bila dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara dan kawasan Asia Timur. Korea Selatan, Thailand, Malaysia dan Singapura, mampu mengatasi krisis ekonomi bangsanya relatif dalam waktu pendek hanya sekitar 2 – 3 tahun saja. Mereka telah mempunyai SDM yang kompetitif, unggul, kreatif, siap menghadapi segala bentuk perubahan sosial, ekonomi, politik, budaya dan lainnya. Mereka telah siap jauh-jauh waktu sebelum diberlakukanya perdagangan bebas kawasan ASEAN tahun 2003 yaitu Asean Free Trade Area (AFTA) atau perdagangan bebas dalam kawasan Asia Pasifik yaitu Asia Pacific Ekonomic Cooperation (APEC) yang akan dimulai pada tahun 2020 mendatang. Kesiapan SDM Unggul itulah sebagai kunci kemampuan suatu bangsa dalam menghadapi segala bentuk tantangan  baik dari dalam maupun dari luar.
                        Kehidupan abad 21 ini menurut H.A.R Tillar (1999 : 55) adalah menuntut manusia unggul dan hasil karya yang unggul pula. Keunggulan dimaksud adalah keunggulan partisipatoris, artinya manusia unggul yang selalu ikut serta secara aktif di dalam persaingan yang sehat untuk mencari dan mendapatkan yang terbaik dari yang baik. Keunggulan partisipatoris dengan sendirinya berkewajiban untuk menggali dan mengembangkan seluruh potensi individual yang akan digunakan di dalam  kehidupan yang penuh persaingan yang semakin lama semakin tajam dan akan menjadi kejam bagi manusia yang tidak mau bekerja keras dan belajar keras.  Suatu upaya untuk mendukung perwujudan manusia unggul, maka kita harus mengadakan perubahan sikap dan perilaku budaya dari tidak suka membaca menjadi masyarakat membaca (reading society). Karena membaca menurut Gleen Doman (1991 : 19) dalam bukunya How to Teach Your Baby to Read  menyatakan bahwa membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Selanjutnya melalui budaya masyarakat membaca kita akan melangkah menuju masyarakat belajar (learning society). Prinsip belajar dalam abad 21 menurut UNESCO (1996)  harus didasarkan pada empat pilar yaitu : 1) learning to thing – belajar berpikir ; 2) learning to do ---- belajar berbuat  ; 3) learning to be ---  belajar untuk tetap hidup, dan 4) learning to live together ---- yaitu belajar hidup bersama antar bangsa. Berangkat dari terwujudnya masyarakat belajar (learning society) maka akan mencapai bangsa yang cerdas (educated nation) sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 menuju masyarakat Madani (Civil Society) Bal Dhatun Tayyibatun Wa Rabbun Ghafuur.

C.   Lemahnya Sarana dan Prasarana Pendidikan

Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan membaca anak-anak kita tergolong rendah karena sarana dan prasarana pendidikan khususnya perpustakaan dengan buku-bukunya belum mendapat prioritas dalam penyelenggaraannya. Sedangkan kegiatan membaca membutuhkan adanya buku-buku yang cukup dan bermutu serta eksistensi perpustakaan dalam menunjang proses pembelajaran.
Faktor lain yang menghambat kegiatan anak-anak untuk mau membaca adalah kurikulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca dalam suatu bahan kajian, serta para tenaga kependidikan baik sebagai guru, dosen maupun para pustakawan yang tidak memberikan motivasi pada anak-anak peserta  didik bahwa membaca itu penting untuk menambah ilmu pengetahuan, melatih berfikir kritis, menganalisis persoalan, dan sebagainya.
1.    Perpustakaan dan Buku
Di hampir semua sekolah pada semua jenis dan jenjang pendidikan, kondisi perpustakaannya masih belum memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan. Perpustakaan sekolah belum sepenuhnya berfungsi. Jumlah buku-buku perpustakaan jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai basis pendidikan, serta peralatan dan tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Padahal perpustakaan sekolah merupakan sumber membaca dan sumber belajar sepanjang hayat yang sangat vital dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Buku-buku bermutu yang menyangkut isi, bahasa, pengarang, lay-out atau penyajiannya yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan kecerdasan seseorang akan dapat “merangsang berahi membaca” orang tersebut. Demikian pula kalau buku-buku dalam semua jenisnya tersebar luas secara merata ke berbagai lapisan masyarakat, mudah didapat dimana-mana, serta harganya dapat dijangkau oleh semua tingkatan sosial ekonomi masyarakat, maka kegiatan membaca akan tumbuh dengan sendirinya. Pada akhirnya akan tercipta sebuah kondisi “masyarakat konsumen membaca” yang akan mengkonsumsi buku-buku setiap hari sebagai kebutuhan pokok dalam hidup keseharian.
Perluasan jangkauan layanan perpustakaan baik melalui perpustakaan menetap atau perpustakaan mobil keliling di pusat-pusat kegiatan masyarakat desa, RW/RT secara merata dan berkesinambungan akan dapat menjadikan masyarakat membaca (reading society). Semakin besar peluang masyarakat untuk membaca melalui fasilitas yang tersebar luas, semakin besar pula stimulasi membaca sesama warga masyarakat.
2.    Sistem Pendidikan Nasional dan Kurikulum
Sistem Pendidikan Nasional yang diatur dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 diharapkan dapat memberikan arah agar tujuan pendidikan di tanah air semakin jelas dalam mengembangkan kemampuan potensi anak bangsa agar terwujudnya SDM yang kompetitif dalam era globalisasi, sehingga bangsa Indonesia tidak selalu ketinggalan dalam kecerdasan intelektual. Oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan harus memenuhi beberapa prinsip antara lain :
a)    sebagai suatu proses pembudayaan  dan  pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
b)    Mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
Kedua prinsip di atas harus saling bergayut. Artinya dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, harus diisi dengan kegiatan pengembangan budaya membaca, menulis dan berhitung.
Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi khususnya dalam Bahan Kajian Bahasa Indonesia harus memuat kegiatan pengembangan budaya membaca dan menulis dengan alokasi waktu yang cukup memberi kesempatan banyak untuk membaca.
 Demikian pula dalam bahan kajian seni dan budaya, cakupan kegiatan menulis harus jelas dan berimbang dengan kegiatan menggambar/melukis, menyanyi dan menari.
Kegiatan membaca dan menulis tidak saja menjadi prioritas dalam Bahan Kajian Bahasa Indonesia dan Bahan Kajian Seni dan Budaya, tetapi hendaknya juga secara implicit harus tercantum dalam Bahan-bahan Kajian lainnya.
3.    Paradigma Tenaga Kependidikan
Guru, dosen maupun para pustakawan sekolah sebagai tenaga kependidikan, harus merubah mekanisme proses pembelajaran menuju “membaca” sebagai suatu sistem belajar sepanjang hayat.
Setiap guru, dosen dalam semua bahan kajian harus dapat memainkan perannya sebagai motivator agar para peserta didik bergairah untuk banyak membaca buku-buku penunjang kurikulum pada bahan kajian masing-masing. Misalnya dengan memberi tugas-tugas  rumah setiap kali selesai pertemuan dalam proses pembelajaran. Dengan sistem reading drill secara kontinu maka membaca akan menjadi kebiasaan peserta didik dalam belajar.
Pustakawan pada perpustakaan sekolah yang didukung oleh para guru kelas sedapat mungkin harus dapat menciptakan “kemauan” para peserta didik untuk banyak membaca dan meminjam buku-buku di perpustakaan. Sistem promosi perpustakaan harus diadakan dan diprioritaskan secara kontinu agar perpustakaan dikenal apa fungsi, arti, kegunaan dan fasilitas yang dapat diberikannya. Tanpa promosi perpustakaan yang gencar, mustahil orang akan mengenal dan tertarik untuk datang ke perpustakaan.

III.  UPAYA PEMBUDAYAAN MEMBACA
      A.   Diskusi dan Seminar
                      Sejak saya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Perpustakaaan Negara Banjarmasin tanggal 1 Agustus 1972 sudah terjadi hiruk-pikuk penyelenggaraan seminar, diskusi, simposium, lokakarya, dan beberapa istilah lainnya, baik di pusat maupun di daerah-daerah yang membicarakan tentang rendahnya minat baca masyarakat kita. Saya pun jadi ikut-ikutan latah dengan menyelenggarakan Seminar Minat Baca Generasi Muda Kotamadya Banjarmasin pada September 1973, bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Banjarmasin dan Dewan Mahasiswa Universitas Lambung – Mangkurat serta IAIN Antasari dalam rangka Pembentukan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Daerah Kalimantan Selatan.   
                        Bila kita amati dari satu seminar ke seminar lainnya seakan-akan kita berada dalam lingkaran setan, dimana masalah minat baca sepertinya tidak berujung pangkal dan sulit untuk mencari penyelesaiannya. Semua  masalah selalu menghadapi jalan buntu, oleh sebab itu forum seminar hanya sebatas mengumbar idea, wawasan, keluh kesah, konsep, dan setelah itu panitia penyelenggara maupun pemakalah tidur lelap tanpa menindak lanjuti keputusan atau konsep yang telah diambil. Besok-besok diselenggarakan lagi seminar dengan tema yang sama yaitu masalah minat baca yang rendah. Hingga saat ini sudah 33 (tiga puluh tiga) tahun saya menjadi pegawai perpustakaan, namun masalah minat baca, perpustakaan, buku, sistem pendidikan, kurikulum, dan sebagainya seolah-olah tidak dapat diselesaikan oleh siapa pun karena masalahnya dianggap terlalu rumit dan saling kait-berkait. Dengan demikian timbul pertanyaan, benarkah masalah minat baca begitu ruwet dan tidak bisa diselesaikan  di negara kita ini. Ataukah solusi  penyelesaiannya yang tidak menyentuh akar permasalahan.
      B.  Pembentukan Beberapa Organisasi
                      Salah satu upaya pengentasan rendahnya minat baca masyarakat, beberapa kelompok profesi membentuk organisasi seprofesi dengan salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan minat baca sesuai dengan bidang masing-masing. Misalnya para penerbit buku mendirikan organisasi Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), para tokoh buku mendirikan Gabungan Toko Buku Seluruh Indonesia (GATSBI), para pustakawan mendirikan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), kelompok perpustakaan mendirikan Klub Perpustakaan Indonesia (KPI), para pencita buku  mendirikan Perhimpunan Masyarakat Gemar Membaca (PMGM), kelompok peduli minat baca mendirikan Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB), kelompok-kelompok lainnya mendirikan berbagai organisasi. Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), Yayasan-yayasan membaca dan buku serta berbagai organisasi lainnya, telah menebar kegiatan-kegiatan dalam upaya meningkatkan minat baca.
                        Organisasi-organisasi, yayasan LSM dan lain-lain tersebut kenyataannya juga tidak mampu mengungkit minat baca (meminjam istilah H.A. Tilaar) masyarakat lebih banyak lagi. Kegiatan-kegiatan mereka hanya berputar-putar dalam seminar-seminar, mendirikan kelompok-kelompok baca secara terbatas pada suatu tempat, belum dapat mengangkat dan menyelesaikan persoalannya secara nasional dan bersinambungan. Kalau kita boleh menghitung-hitung biaya yang telah dikeluarkan oleh panitia maupun peserta seminar dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara sendiri-sendiri itu barangkali kita sudah dapat mendirikan sebuah perpustakaan megah di ibukota negara Republik ini.

IV.  MEWUJUDKAN LEMBAGA NASIONAL PEMBUDAYAAN MEMBACA
                Banyak pengalaman dari berbagai pihak dalam upaya “pengentasan rendahnya minat baca sejak tiga empat puluh tahun yang lalu hingga kini, baik melalui seminar-seminar, pembentukan organisasi-organisasi, namun hasilnya begitu-begitu saja. Saya beranggapan  bahwa upaya untuk pengentasan rendahnya minat baca masyarakat tidak akan membuahkan hasil optimal bilamana dilaksanakan secara sendiri-sendiri, terpisah-pisah dan terpotong-potong. Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Dalam Negeri, Departemen Agama, Perpustakaan Nasional dan lembaga-lembaga lain-lainnya tentu tidak akan dapat banyak diharapkan untuk mengatasi hal ini. Kegiatan mereka terlalu sarat dengan program-program rutinitas, yang tidak banyak menyentuh secara langsung soal-soal minat baca. Oleh sebab itu pembentukan sebuah Lembaga Nasional Pembudayaan Masyarakat Membaca atau apapun namanya adalah suatu “solution to a problem“ dalam pengentasan rendahnya minat baca masyarakat kita.
                      Lembaga tersebut merupakan sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan bersifat independen. Artinya tidak di bawah kordinasi departemen apa pun,  meski dalam perencanaan dan operasional tetap berkoordinasi dengan departemen-departemen atau lembaga terkait lainnya karena tersangkut dengan sekolah, sistem pendidikan, kurikulum, perpustakaan, masyarakat dan lain sebagainya.
                      Dalam Lembaga Nasional Pembudayaan Masyarakat Membaca itu didalamnya terdapat para pakar seperti pakar pendidikan, pakar perpustakaan, pakar pemeritahan dan kemasyarakatan, pakar peneliti, pakar psikologi dan sosiologi dan lain-lain yang ada hubungan dengan masalah pembudayaan masyarakat membaca.
                      Tugas-tugas para pakar meliputi kegiatan memikirkan,  merencanakan, merumuskan kegiatan-kegatan operasional, mengkoordinasikan serta memantau dan mengevaluasi hasil-hasil pelaksanaan kegiatan pembudayaan masyarakat membaca. Misalnya dalam hubungannya dengan murid-murid sekolah maka bagaimana sistim pendidikan nasional berbasis membaca dan belajar mandiri dirancang, bagaimana kurikulum sekolah dalam semua jenis dan jenjang pendidikan dari SD, SLTP, SLTA hingga ke perguruan tinggi yang memuat wajib baca dan wajib ke perpustakaan. Bagaimana program penyelenggaraan perpustakaan di sekolah dan perguruan tinggi desa, kota, kabupaten, propinsi, rumah-rumah ibadah, instansi pemerintah dll.
                Bagaimana program perbukuan, pengarang, penerbit, toko buku dan sebagainya. Dalam hal pengentasan buta huruf misalnya bagaimana kelanjutannya setelah mereka  melek huruf, ke mana harus disalurkan. Gerakan membaca nasional dilaksanakan melalui program apa saja yang berlangsung secara kontinuitas dalam semua lapisan masyarakat.
Struktur organisasi kelembagaan diusulkan berdasarkan                                                 Keputusan Presiden Republik Indonesia. Konsepsi organisasi kelembagaan terdiri dari para pakar dari beberapa bidang seperti : Pakar Perpustakaan dan para senioritasnya, Pakar Pendidikan, Pakar Psikologi Anak dan Perkembangannya, Pakar Sosiologi, Pakar Peneliti dan Studi Perbandingan Tokoh-Tokoh Perbukuan, tokoh-tokoh organisasi-organisasi seperti : Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB), Gabungan Toko Buku Seluruh Indonesia (GATSBI), Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), dan lain-lain. Para tokoh masyarakat serta pakar yang ada hubungannya pengembangan minat baca masyarakat.
Strategi yang harus ditempuh untuk mewujudkan wacana  ini adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Membuat suatu kelompok kesepahaman atas wacana ini,
2.    Kelompok tersebut mengusulkan kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI untuk membentuk Tim Inventarisasi dan Pendekatan terhadap para pakar yang dianggap berkompeten dengan Minat Baca Masyarakat dan Instansi Pemerintah yang terkait,
3.    Kelompok tersebut mengusulkan kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI dan atau Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri untuk membentuk sebuah panita perumus konsep Lembaga Nasional Pembudayaan Masyarakat Membaca yang terdiri dari para pakar dan para pejabat,
4.    Anggaran kepanitiaan menjadi beban Perpustakaan Nasional RI, Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Dalam Negeri,
5.    Panitia perumus membuat konsep kelembagaan, status, struktur organisasi, mekanisme kerja dan hubungan Lembaga Nasional Pembudayaan Masyarakat Membaca menduduki posisi sesuai dengan kepakarannya. Para pakar tidak terikat dengan usia tetapi atas dasar kepakarannya,
6.    Panitia perumus mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk membentuk Lembaga Nasional Pembudayaan Masyarakat Membaca yang didalamnya terdiri dari para pakar menurut profesinya tanpa memandang usia tetapi atas dasar kompetensi dan kepakarannya,
7.    Anggaran  Lembaga  Nasional dibebankan kepada Negara Republik Indonesia. 

Hadirin sekalian
Sebagai penutup, perkenankanlah dalam kesempatan ini saya menyampaikan rasa terimakasih saya dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada isteri saya tercinta Dra. Hj. Maimuna yang selama 31 (tiga puluh satu) tahun hidup bersama saya selalu taat dan setia mendampingi saya dalam mengabdikan diri kepada Nusa dan Bangsa, khususnya dalam bidang perpustakaan di Perpustakaan Nasional RI. Meskipun  selama dalam pengabdian tersebut hingga saat ini tidak banyak kebahagiaan materiel yang dapat saya persembahkan kepada isteri dan anak-anak saya tersayang, bahkan mereka tidak pernah menuntut apapun juga. Karena selama ini idealisme memperjuangkan eksistensi perpustakaan dan pengembangan minat baca masyarakat sudah menjadi pilihan satu-satunya yang saya yakini dapat membahagiakan lahir bathin saya dan keluarga. Keyakinan akan kebenaran memperjuangkan suatu idealisme adalah sudah terlanjur membentuk kepribadian saya yang ditanamkan oleh kedua orang ibu/bapak saya dalam mendidik anak-anak beliau sejak usia dini.
Rasa penghargaan yang teramat dalam tidak lupa pula saya sampaikan kepada ketiga anak-anak saya tersayang yaitu : Pustaka Dewi Marwiyati yang saat ini sudah hidup berkeluarga dengan seorang putranya di Banjarmasin, dan Ramadhani Mubaroh yang sedang menyelesaikan pendidikannya dalam bahasa Jepang di Shizouka-Jepang atas biaya sebuah yayasan, serta ananda tersayang Sepsa Zulqaida Shubhi yang juga sedang menyelesaikan pendidikannya dalam jurusan Bahasa Inggris di STBA Bandung. Ketiga anak-anak saya tersebut banyak sekali memberikan dorongan dan motivasi dalam pengabdian saya dan tidak pernah sedikitpun mengeluh atas ketidakadilan saya dalam membagi waktu antara rasa kasih sayang dengan anak-anak dan tugas-tugas kantor, karena saya hampir setiap hari pulang ke rumah pada larut malam. Bahkan anak-anak dan isteri tidak jarang menyusul ke kantor pada saat malam malam hari  dengan membawa makanan untuk makan malam bersama.
Atas dorongan, dukungan dan pengertian dari seorang isteri tercinta dan ketiga orang anak-anak saya tersayang itulah yang hingga saat ini dapat mengantarkan saya kejenjang pustakawan utama yang saat ini  telah dilaksanakan pengukuhannya.
Semoga Allah memberkahi keluarga saya tercinta dan limpahan rachmat Nya bagi semua yang terlibat dalam kegiatan Orasi dan pengukuhan saat ini.
Demikianlah sekadar pemikiran yang dapat saya sumbangkan, semoga membaca menjadi kebutuhan masyarakat kita dan membaca menjadi budaya bangsa.
Sekian, Billahit taufik wal hidayah Wassalammu’alaikum wr.wb. terima kasih.



ATHAILLAH BADERI

NIP. 130 359 318






SUSUNAN KELEMBAGAAN
LEMBAGANASIONAL PEMBUDAYAAN MASYARAKAT MEMBACA


I.        Ketua                             : Penanggung Jawab Umum
II.       Wakil Ketua                  : Penanggung Jawab Kegiatan
III.      Sekretaris Jenderal     : Penanggung Jawab Administrasi
IV.     Ketua Dewan Pakar    : Koordinator Perencana dan Kegiatan
                                               Kelompok
V.       Kelompok                     :  Perencanaan  Sistem  Pendidikan  Nasional
    Pendidikan                    berbasis  membaca    berbasis     membaca
                                    termasuk Kurikulum Sekolah dan Perguruan Tinggi
VI.     Kelompok Pakar           :  Perencanaa Sistem Nasional Perpustakaan
         Perpustakaan
VII.    Kelompok Pakar           :  Perencanaan  Kegiatan-kegiatan  Pemasya            
        Psikologi Anak dan        rakatan membaca bagi anak-anak
         Perkembangannya               
VIII.  Kelompok Pakar           :  Perencanaan Pemasyarakatan Minat  Baca
                                                     Masyarakat
IX.   Kelompok Pakar            :  Perencanaan Buku-buku Bacaan  untuk  Ge
        Penelitian Buku               mar Membaca
X.     Kelompok Pakar            :  Perencanaa  Operasional  Pemasyarakatan
        Organisasi Profesi            Minat Baca Nasional     



DAFTAR PUSTAKA
-     Baderi, Athaillah (2003),Gerakan Nasional Membaca ; Suatu Pemikiran  Ke Arah Akuntabilitas Pemerintah, Jakarta : Perpustakaan Nasional. RI
-                                (2005),    Kiat dan Strategi Meningkat Minat Baca Masyarakat ;  Teknis perpustakaan sekretariat Jenderal Departemen Dalam Negeri, Jakarta ; Departemen Dalam Negeri.
-     Delly H. Dadang, DR. M.Si (2005) Strategi Dinas Pendidikan, Dalam Meningkatkan Budaya Baca Masyarakat, Bandung : Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Daerah Jawa Barat.
-     Doman, Gleen (1991 : 19) Mengajar Bayi Anda Membaca, penerjemah Ismail Ibrahim, Jakarta ; Gaya Favorit Press.
-     Hiroko, Yamanto (2001), Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Jepang, Jakarta :  Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB)
-     Sondakh, Angelia, SE (2005), Perpustakaan dan Peningkatan SDM, Bandung : Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Daerah Jawa Barat.
-     Tillaar, H.A. R (1999),     Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional ; Dalam Prespektif Abad 21, Magelang : Indonesia Tera