Kamis, 30 Desember 2010

Proposal S2

USULAN PENELITIAN S2
APLIKASI BIBLIOGRAFI PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS TEKNOLOGI WEB SOCIAL NETWORKING
SUHENDRAPURNAWIJAYA
NPM:11106645
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMUKOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2010

HALAMAN PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN S2
APLIKASI BIBLIOGRAFI PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS TEKNOLOGI WEB SOCIAL NETWORKING
Diusulkan oleh
Suhendra Purna Wijaya
Telah disetujui
Pada tanggal__________2010
Pembimbing
Dr. techn. Ahmad Ashari

1. Latar Belakang dan Permasalahan
Tren website saat ini sudah mengalami pergeseran yang sangat signifikan, dimulai dari era Web 1.0 di mana sebuah situs web hanya menampilkan tampilan informasi yang bersifat statis atau yang sering disebut read-only website. Selanjutnya masuklah ke era Web 2.0 di mana sebuah situs web selain dapat menampilkan informasi juga menyediakan fitur yang membuat para pengunjung atau user dapat ikut serta berkontribusi konten di dalamnya secara aktif, yang sering disebut juga sebagai read-write web, user generated content (UCG).
Seiring dengan perkembangan Web 2.0 yang salah satu implementasinya adalah dalam bentuk situs jejaring sosial (social networking sites), telah mengubah tatanan dan cara manusia dalam menjalani kehidupan virtual-nya di Internet. Hal ini bisa dilihat dengan begitu menjamurnya penggunaan Facebook, Twitter, YouTube, Fupei, MySpace, Flicker dan sebagainya. Seluruh anggota situs jejaring sosial tersebut dapat terlibat secara aktif dalam mengirimkan status, tulisan, diskusi, berkomentar, memberikan peringkat (ranking), chatting, meng-upload foto dan video. Sehingga seluruh informasi dapat tersebar dengan sangat cepat dan meluas hanya dalam beberapa saat. Selain itu dengan memanfaatkan kekuatan jejaring, maka saat setiap anggota akan dengan mudah mendapatkan umpan balik (feedback) atas segala sesuatu yang dikirimkannya di situs jejaring sosial tersebut.
Pada intinya situs jejaring sosial memungkinkan setiap orang bisa saling berbagi data dan informasi dengan sangat mudah dan cepat, sehingga memudahkan setiap orang untuk saling memberikan pendapat dan berdiskusi terhadap data dan informasi yang dibagi tersebut. Hal ini tentu saja akan sangat mudah tercipta bila ada satu kesamaan minat antaranggota situs jejaring sosial tersebut yang kemudian terbentuknya apa yang dinamakan komunitas atau group.
Dalam dunia ilmiah dan akademik, hampir seluruh hasil dari pengetahuan dan riset yang dihasilkan dituliskan dalam berbagai bentuk publikasi, seperti buku, tulisan ilmiah (paper) ke dalam jurnal dan prosiding, artikel, majalah, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah dan lain sebagainya. Seluruh publikasi tersebut biasanya akan sangat mudah ditemukan di dalam perpustakaan baik di perguruan tinggi maupun pribadi. Saat ini perpustakaan sudah tidak lagi hanya berbentuk ruangan dengan setumpuk koleksi publikasi, namun juga telah berwujud dalam bentukd i a n s y a hdigital, yang sering disebut perpustaka

 A r an digital (digital library). Akan tetapi salah satu hal yang masih tetap konvensional dilakukan di dalam perpustakaan adalah masih terpusatnya penyebaran informasi publikasi yang hanya mengandalkan operator pengentri data. Selain itu, daftar koleksi publikasi yang disebarkan yang sering disebut sebagai katalog, hanya bersifat informasi biasa untuk keperluan pencarian bagi para anggota perpustakaan saja (Nurkamid, 2009). Idealnya, dengan memanfaatkan teknologi jejaring sosial yang ada saat ini, perpustakaan sebagai pusat publikasi pengetahuan dapat lebih dinamis dan hidup seperti halnya kerumunan yang tercipta di situs jejaring sosial yang populer saat ini seperti Facebook, YouTube, Flickr, dan sebagainya. Dengan karakteristik teknologi Web 2.0 yang di usung oleh situs jejaring sosial, seharusnya model komputasi pada digital library sudah mulai berubah dari sentralistik kepada terdistribusi. Artinya kekayaan konten digital library sangat mengandalkan peran aktif para anggotanya yang tidak hanya berupa pengentrian data bibliografi perpustakaan, bahkan bisa lebih dari itu seperti membuat kelompok-kelompok minat keilmuwan tertentu, berdiskusi, berkouminikasi, brainstorming, mendeteksi terjadinya pelanggaran karya ilmiah hingga bisa menyediakan tempat berkumpulnya para stakeholder di bidang publikasi seperti penulis, penerbit, reviewer, editor dan calon pembaca potensial.
Di tempat tertentu misalnya Afrika, konsep user generated content di perpustakaan masih sebatas kolaborasi antara staf akademik dan mahasiswanya dalam mengumpulkan koleksi digital-nya dalam suatu repository khusus (Pienaar dan Smith, 2007). Selain itu walaupun saat ini sudah terdapat situs jejaring sosial yang memfokuskan pada pengkoleksian buku antaranggotanya seperti LibraryThing (Maness, 2006), Shelfari dan GoodReads, namun situs-situs tersebut masih memiliki keterbatasan koleksi ilmiah lainnya seperti jurnal, majalah ilmiah, prosiding, tesis, dan disertasi.
Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba menghadirkan sebuah bentuk implementasi dan aplikasi untuk penyebaran publikasi-publikasi ilmiah atau bibliografi perpustakaan digital yang akan memanfaatkan teknologi situs jejaring sosial sebagai platformnya.

2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Terwujudnya optimalisasi fungsi situs jejaring sosial dalam menunjang tersebar luasnya informasi koleksi publikasi di perpustakaan.
b. Terbentuknya kelompok-kelompok minat keilmuwan yang dapat saling bertukar informasi satu sama lain, melakukan collaborative sharing dan peer-review terhadap koleksi informasi bibliografi digital library yang ada.
c. Membantu terciptanya hubungan yang lebih erat antaranggota situs perpustakaan digital dan juga antar-stakeholder.
3. Tinjauan Pustaka
Hui-fang (2009) menyebutkan bahwa perpustakaan digital sebagai sumber daya informasi paling tidak memiliki karakteristik dan fitur, yaitu antara lain: (1) Media penyimpanan dokumen-dokumen digital yang secara fisik semakin mengecil, namun secara kuantitas data yang disimpan semakin membesar, (2) Penyebarannya yang semakin luas, (3) Tanpa perlu melakukan penyalinan dokumen, karena setiap pembaca dapat membaca dokumen yang sama secara bersamaan, (4) Disokong oleh perangkat dan piranti tambahan seperti jalur komunikasi jaringan, menara/antena penangkap frekuensi jaringan, CD-ROM dan lain sebagainya, (5) Memfasilitasi information retrieval untuk memudahkan para pembaca dalam mencari data atau pun dokumen digital seperti judul buku, pengarang, kata kunci pencarian dan lain-lain.
Informasi dan dokumen yang telah terkumpul dan berbentuk digital tersebut akan disebarluaskan kepada para anggota/masyarakat dengan cara sebagai berikut (Saleh, 2005): (1) jika perpustakaan digital tersebut disimpan pada server lokal (client-server), maka akses terhadap dokumen tersebut dapat dilakukan di perpustakaan setempat, (2) jika perpustakaan digital tersebut disimpan di server web, maka pemakai dapat melakukan akses ke dokumen tersebut melalui jaringan Internet baik dari rumah, kantor maupun dari tempat-tempat penyewaan Internet, (3) jika perpustakaan digital tersebut disimpan di dalam bentuk CD-ROM, maka pemakai dapat memiliki CD-ROM hasil produksi perpustakaan baik dengan cara membeli maupun diperoleh secara gratis.
Teknologi Web 2.0 saat ini telah memungkinkan terjadinya model yang terdistribusi dalam hal pengembangan konten digital library, seperti entri data buku,

jurnal, paper, tesis, dan disertasi yang tidak lagi menjadi tugas utama para operator, melainkan bisa didelegasikan kepada para pengguna/anggota yang memiliki koleksi. Sehingga siapa pun dapat ikut berkontribusi dalam penambahan koleksi digital library tersebut. Hal ini menjadi salah satu bentuk arsitektur partisipasi yang dicetuskan oleh Thomas (2006), selain itu juga para anggota dapat berdiskusi, saling mengomentari, melakukan review, ranking terhadap koleksi dan kualitas publikasi digital yang ada. Salah satu komponen penting dalam situs jejaring sosial adalah adanya bookmarking dan tagging, yang dalam implementasinya dapat membantu mengukur tingkat pertumbuhan partisipasi anggota dalam komunitas jejaring sosial terhadap bibliografi yang dibaca (Farooq, et al, 2007).
Teknologi Web 2.0 telah menjadi salah satu driver berkembangnya sistem komputasi terdistribusi (distributed computing) yang bila dikaitkan dengan digital library akan membentuk suatu konsep electronic science (e-Science) Fox et al. (2007). Penelitian mendalam mengenai digital library research community telah dilakukan oleh Liu et al (2008), yang menghasilkan data berupa jumlah artikel, penulis lokal dan internasional setiap tahun, kemudian jumlah paper yang dihasilkan setiap penulis, jumlah jejaring domain antarnegara yang saling terhubung, distribusi jumlah penulis berdasarkan setiap negara, daftar pengarang yang memiliki lebih dari atau sama dengan delapan buah publikasi, distribusi jumlah penulis dalam setiap tulisannya. Kesimpulan penelitian ini menyebutkan bahwa nilai manfaat dari suatu kolaborasi akan tetap berfungsi paling tidak sebagai pendukung dalam hal penentuan program komite konferensi ilmiah. Selain itu model jejaring yang dihasilkan oleh aplikasi PageRank dan AuthorRank dapat digunakan sebagai cara alternatif untuk dapat mengevaluasi dampak dari riset yang dipublikasikan, sehingga selanjutnya dapat menentukan topik-topik riset dan konferensi ilmiah lainnya yang lebih berkualitas dan bergengsi (Liu et al, 2008).
4. Landasan Teori
Digital Library atau sering disebut perpustakaan digital atau juga perpustakaan elektronik sebenarnya sudah tidak asing lagi di abad informasi sekarang ini. Menurut Borgman (1999), Digital Library adalah layanan (service), arsitektur, kumpulan sumber informasi, basis data yang terdiri dari teks, angka, grafik, suara, video dan
lain sebagainya, juga seperangkat alat (tools) yang memiliki kemampuan untuk melakukan pencarian, menampilkan hasil pencarian (retrieve) dan penggunaan sumber informasi yang tersedia. Digital Library memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan perpustakaan biasa antara lain (Rahman, 2005):
a. Menghemat Ruangan
b. Multiple Access
c. Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
d. Koleksi dapat berbentuk multimedia
e. Biaya lebih murah
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion: yang berarti buku dan Graphien: yang berarti menulis. Maka kata Bibliografi secara harfiah berarti penulisan buku. Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu rujukan tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang berlaku. Dengan demikian tujuan bibliografi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan. Lebih lengkap lagi menurut Department of Library Science and Information Science of the University of Latvia, bibliografi merupakan himpunan/kompilasi dari publikasi yang dapat berupa buku, audio-visual yang diatur sedemikian rupa seperti nama penulis (pengarang), judul, tanggal dan tempat publikasi, penerbit, edisi, jumlah halaman. Beberapa item yang termasuk dalam bibliografi adalah buku, jurnal, surat kabar, kaset audio, kaset video, peta dan lain-lain.
Web 2.0 lebih memfokuskan pada antarmuka aplikasi yang bersifat read-write dan nilai (value) yang diperoleh berasal dari kontribusi user dalam jumlah yang besar (Stephens, 2009). Web 2.0 memudahkan para penggunanya untuk berpartisipasi dan memperoleh nilai manfaat terbesar dari para komunitas yang telah memberikan kontribusi berupa konten. Metadata, informasi, dan rancangan konten yang dihasilkan oleh user akan semakin memperkaya environment komunitas, karena nilai (value) manfaatnya dihasilkan oleh jumlah user yang aktif berkontribusi. Teknologi Web 2.0 juga menekankan adanya interaksi, komunitas, dan keterbukaan antaranggotanya.
Situs jejaring sosial (social networking) merupakan sebuah situs yang menyediakan suatu wadah tempat berkumpulnya komunitas virtual yang anggotanya memiliki kesamaan dalam suatu subyek tertentu. Di dalam situs jejaring sosial ini, setiap anggota dapat membuat profil pribadi sendiri secara online yang bisa terdiri dari data-data biografi, gambar/foto, mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap suatu tema yang dibahas, memberi penilaian/rating atas posting tema yang dikirim anggota lainnya. Dalam situs ini pula para anggota dapat saling berkomunikasi satu sama lain, bisa melalui suara, chat, instant message, video conference dan blog (PC Magazine, 2009). Secara khusus pula fitur di dalamnya menyediakan cara bagi para anggotanya untuk bisa saling membentuk simpul jaringan tersendiri/grup. Situs jejaring sosial tumbuh berkembang seiring juga dengan perkembangan teknologi Web 2.0 yang mengedepankan interaktifitas dan dinamisasi konten yang berbasis pengguna (user generated content).
Sejarah perkembangan situs jejaring sosial dimulai pada tahun 1997 yaitu SixDegrees.com, kemudian dilanjutkan dalam kurun waktu hingga 2001 mulai bermunculan situs-situs AsianAavenue, BlackPlanet dan MiGente, LiveJournal, Cyworld, LunarStorm (Boyd & Ellison, 2007). Hingga saat ini beberapa situs jejaring sosial yang populer saat ini seperti Facebook (www.facebook.com), Friendster (www.friendster.com), MySpace (www.myspace.com), Shelfari (www.shelfari.com) dan lain sebagainya. Khusus Facebook tercatat penggunanya telah mencapai 300 juta orang (Facebook, 2009).

Sejarah munculnya situs jejaring sosial (Boyd & Ellison, 2007)
5. Metode/Cara Penelitian
1. Studi dan Pendalaman Pustaka
Mempelajari berbagai referensi yang berkaitan dengan digital library dan social networking. Dilanjutkan dengan melakukan pengamatan dan analisa dari tiga aplikasi yang mewakili situs jejaring sosial yaitu LibraryThings, GoodReads dan Shelfari.
2. Analisa kebutuhan sistem
Analisa dilakukan terhadap kebutuhan sistem yang akan dikembangkan, yang diperoleh dari aturan-aturan bisnis yang ada pada konsep situs jejaring sosial serta manajemen publikasi ilmiah berupa buku, jurnal dan artikel ilmiah.
3. Perancangan Sistem
Pada tahap perancangan dilakukan dengan cara membuat perancangan sistem yang meliputi DFD, ERD, skema tabel, mapping tabel, dan flowchart.

4. Desain Sistem
Tahap ini yang akan dilakukan adalah merancang antarmuka sistem, dan arsitektur sistem.
5. Pembuatan Sistem (Coding)
Pada tahap ini dilakukan pembuatan dan pengembangan sistem ke dalam bentuk aplikasi yang berbasis web dengan dibantu beberapa teknologi pengembangan seperti PHP, MySQL, dan Apache.
4. Pengujian
Pengujian hasil pembuatan sistem dilakukan secara langsung kepada para calon pengguna mulai dari dosen dan mahasiswa, dan masyarakat umum.
6. Jadwal Penelitian
No
Pekerjaan
Bulan
Ket.
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Pendalaman pustaka
2
Analisa kebutuhan sistem
3
Analisa perancangan sistem
3
Desain sistem
4
Pembuatan program (coding)
5
Ujicoba sistem
6
Penyusunan laporan tesis
7
Ujian tesis

DAFTAR PUSTAKA
Borgman, C.L., 1999, What are Digital Libraries? Competing Visions, Jurnal Information Processing and Management, 35, 227-243.
Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2007). Social Network Sites: Definition, History, and Sscholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13 (1), article 11. http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html.
Facebook, Facebook Statistics, www.facebook.com/press/info.php?statistics, 2009, diakses 12/11/2009.
Farooq, U., Song, Y., dan Giles, C.L., 2007, Social Bookmarking for Scholarly Digital Libraries, IEEE Internet Computing, 11, 6, 29-35.
Fox, G.C., Pierce, M.E., Mustacoglu, A.F., dan Topcu, A.E., 2007, Web 2.0 for E-Science Environments, Prosiding 3rd International Conference on Semantics, Knowledge and Grid, hlm. 1-6.
Hui-fang, Q., 2009, Construction of University Digital Library Resources under the Network Environment, IEEE Computer Society Proceedings of International Conference on Networking and Digital Society, hlm. 12-15.
Liu, X., Bollen, J., Nelson, M.L, dan de Sompel, H.V., 2008, Co-Authorship Networks in the Digital Library Research Community, Prepinted submitted paper to Elsevier Science.
Maness, J.M., 2006, Library 2.0 Theory: Web 2.0 and Its Implications for Libraries, Webology Journal, 3, 2, http://www.webology.ir/2006/v3n2/a25.html.
Nurkamid, M., 2009, Aplikasi Bibliografi Perpustakaan Berbasis Teknologi Web Semantik (Studi Kasus di Perpustakaan S2 Ilmu Komputer), Tesis, Program Magister Ilmu Komputer Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
PC Magazine, 2009. Social Networking Site, http://www.pcmag.com/encyclopedia_term/0,2542,t=social+networking+site&i=55316,00.asp, 2009, diakses 12 Nopember 2009.
Pienaar, H., dan Smith, I., 2007, Development of a Library 2.0 Service Model for an African Library, Prosiding World Library and Information Congress: 73rd IFLA General Conference and Council, hlm. 1-6.
Saleh, A.R., 2005, Perpustakaan Digital: Tantangan dan Prospek Pengembangannya Bagi Perpustakaan, Makalah Seminar Nasional Ikatan

Pustakawan Indonesia, Pengurus Daerah Jawa Barat, Bandung, 30 Agustus 2005.
Stephens, R.T., 2009, Empirical Analysis of Functional Web 2.0 Environments, Editor: Lytras, M.D., et al, Web 2.0 The Business Model, Springer, New York, USA.
Thomas, S., 2006, Web 2.0, Library 2.0 and the Future for Library Systems, http://digital.library.adelaide.edu.au/dspace/bitstream/2440/14789/1/Web2.0.pdf, diakses 17 Januari 2010.
Zhu, M., Liu, W., Hu, W., dan Fang, Z., 2009, Social Network Analysis in IT Company, Prosiding IEEE Comp. Soc. International International Conference on E-Learning, E-Business, Enterprise Information Systems and E-Government, 305-307.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar