Kamis, 30 Desember 2010

jalan panjang untuk menjadi bidan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Tolak ukur keberhasilan dari kemampuan pelayanan kesehatan satu negara diukur dengan angka kematian ibu. Setiap tahun hampir sekitar setengah juta warga dunia harus meninggal karena persalinan, sehingga dilakukannya berbagai usaha untuk menanggulangi masalah kematian ibu. World Health Organisation (WHO) melaksanakan program menciptakan kehamilan yang lebih aman (Making Pregnancy Safer Program) atau Program Gerakan Sayang Ibu (Safe Motherhood Program) yang dilaksanakan oleh Indonesia sebagai salah satu rekomendasi dari konferensi Internasional di Mesir, Kairo tahun 1994 (www.rahima.or.id). Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002-2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka itu masih jauh dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010 yaitu sebesar 150 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Profinsi Lampung, 2005).
Diperkirakan 90 % kematian ibu terjadi pada saat persalinan dan kira-kira 95 % penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetri yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Oleh karena itu saat memberikan asuhan kepada ibu yang sedang bersalin, penolong harus selalu waspada terhadap masalah atau penyulit yang mungkin terjadi. Menunda memberikan asuhan kegawatdaruratan akan meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu (Depkes RI, 2004). Pengelolaan persalinan merupakan salah satu standar pelayanan kebidanan dimana bidan harus terampil dalam memantau kemajuan persalinan dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman (Standar Pelayanan Kebidanan, 2001). Salah satu alat yang dapat digunakan dalam pengawasan kemajuan persalinan adalah partograf. Partograf merupakan grafik pemantauan kemajuan persalinan yang dapat menilai kondisi janin selama persalinan kala I.
Dalam melaksanakan praktek, bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan terhadap wanita yang sedang hamil, melahirkan dan post partum, maupun masa interval, melaksanakan pertolongan persalinan di bawah tanggungjawabnya sendiri dan memberi asuhan pada bayi baru lahir, bayi dan anak balita dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia atau generasi penerus yang berkualitas. Asuhan tersebut termasuk tindakan pemeliharaan, pencegahan, deteksi serta intervensi dan rujukan pada resiko tinggi termasuk kegawatan pada ibu dan anak (Depkes, 2002). Bidan sebagai pemberi asuhan dalam pemantauan persalinan harus terampil dan menguasai dalam penggunaan partograf sehingga diharapkan disetiap persalinan dapat mendeteksi kemungkinan komplikasi sedini mungkin (Manuaba, 1998).
Prodi Kebidanan Metro adalah salah satu institusi yang akan menghasilkan bidan. Dalam praktek dilapangan, modal utama bidan adalah harus mampu melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Selain itu, bidan harus dapat memantau kemajuan persalinan untuk mendeteksi komplikasi dalam persalinan dengan sedini mungkin dengan menggunakan partograf. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengetahuan mahasiswa tentang partograf di Prodi Kebidanan Metro. Selain itu, penerapan materi partograf yang sudah diberikan belum pernah teruji di lahan praktek.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan dan mahasiswa tingkat II tentang partograf di Prodi Kebidanan Metro.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah pengetahuan mahasiswa tingkat II tentang partograf di Prodi Kebidanan Metro?”.

C.    Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian       :   Deskriptif
2. Objek Penelitian     :   Pengetahuan mahasiswa tingkat II tentang partograf di Prodi Kebidanan Metro.
3. Subjek Penelitian    :   Mahasiswa tingkat II Prodi Kebidanan Metro.
4. Lokasi Penelitian    :   Prodi Kebidanan Metro
5. Waktu Penelitian    :   4 Juni – 9 Juni 2007

D.    Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa tingkat II tentang partograf di Prodi Kebidanan Metro tahun 2007.


E.     Manfaat Penelitian

  1. Bagi peneliti
Sebagai penerapan mata kuliah metodologi penelitian dan menambah pengalaman serta wawasan peneliti mengenai partograf.
  1. Bagi Prodi Kebidanan Metro
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa tingkat II Prodi Kebidanan Metro tentang partograf sehingga dapat diterapkan dalam praktek di lapangan.
3.      Bagi mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang partograf dan diharapkan dapat diterapkan dalam praktek di lapangan.
4.      Bagi pengembangan ilmu dan teknologi
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian lebih lanjut yang sejenis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar